Yayasan Raudlatul Makfufin

A. SIAPAKAH YAYASAN RAUDLATUL MAKFUFIN?

Yayasan raudlatul makfufin (yrm) adalah lembaga ketunanetraan yang membidani masalah keagamaan. Yrm berdiri pada tanggal 26 november 1983 di jakarta timur. Tujuan utama pendirian yrm adalah untuk menjadi wadah pembinaan kaum tunanetra dalam bidang keagamaan dan mengupayakan terciptanya kesejahteraan di kalangan tunanetra muslim .

124. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.
125. Berkatalah ia: “ya tuhanku, mengapa engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?”
126. Allah berfirman: “demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan”.

(surat thaha 124-126)

Firman allah tersebut telah menggetarkan hati beberapa orang tunanetra. Akankah kebutaan yang dialami di dunia ini berlanjut hingga akhirat. Ketunanetraan seseorang tidak menggugurkan kewajibannya dalam menunaikan ibadah kepada allah swt. Seperti yang dikisahkan dalam hadis rosulullah. Ketika ummi maktum, sahabat yang tunanetra minta keringanan untuk tidak ikut sholat jamaah di masjid. Rosul pun bertanya, “apakah engkau mendengar suara azan?” Ummi maktum menjawab, “mendengar ya rosul.” Rosul pun mengatakan, “maka kau harus datang ke masjid.”

Di era 80-an, kondisi keislaman tunanetra sangat memprihatinkan. Raden muhammad halim sholeh, seorang guru agama islam di sekolah luar biasa bagian tunanetra, terpanggil jiwa dakwahnya untuk mensyiarkan islam pada kawan senasib guna menyelematkan mereka dari kebutaan di negri akhirat. Bersama dengan beberapa tunanetra lain yang memiliki kesamaan rasa, mereka kemudian mendirikan sebuah lembaga yang diberi nama yayasan raudlatul makfufin, yang akan menjadi media dan sahabat bagi tunanetra untuk mengenal dan mempelajari islam

Dengan bermodalkan tekad serta keyakinan pertolongan dari yang maha kuasa dan maha kaya, mereka memulai makfufin dengan dana rp.250.000-(dua ratus lima puluh ribu rupiah).

Aneka hambatan dan tantangan tidak melemahkan semangat untuk membangun umat. Tidak tersedianya sarana belajar menjadi tantangan utama.

B. VISI DAN MISI

Visi yayasan raudlatul makfufin adalah:

Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan beragama dan kesejahteraan sosial tunanetra muslim menuju pada kebahagian dunia akhirat melalui pendidikan, pembinaan keislaman, peningkatan ketrampilan, berwirausaha dan bantuan kesejahteraan sosial yang diikuti dengan penyediaan sarana atau layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan tunanetra.

Misi yayasan raudlatul makfufin adalah:

1. Menyelenggarakan pendidikan dan kursus-kursus keagamaan dan da’wah
2. Menyediakan buku-buku sumber agama dalam huruf braille atau rekaman dan penyiapan tenaga pelaksana yang profesional.
3. Menyelenggarakan kursus ketrampilan usaha
4. Mengupayakan bantuan sosial bagi tunanetra yang membutuhkan
C. SUSUNAN KEPENGURUSAN

Periode 2012-2017

Dewan pembina :

• ahmad joni watimena : ketua merangkap anggota
• drs. Nur kholiq, sq. : anggota
• drs. Ngatijo : anggota
List end

Dewan pengawas :

• akrom hasani, s, ag. : ketua merangkap anggota
• budi santoso s . Sos. I. : anggota
• drs. Muhyi khoiruddin : anggota

Dewan penyantun:

• lea irawan ketua merangkap anggota
• dr. H. Marjuki usman, s.e. anggota
• prof. Dr. Komarudin hidayat anggota
• dr. Gigi, hj. Okke hatarajasa
• dr. Eko prihaningsih
• hj. Lina liputri
• hj. Mauris ningrum

Dewan pengurus :

• ade ismail s. Pd : ketua
• rafik akbar, s.pd.i : sekretaris
• diah rahmawati s. Pd.i : bendahara

Kepala unit pembraillean : zainal abiddin

Kepala unit pendidikan : sapto wibowo s. Sos

D. Program kegiatan

Guna mewujudkan visi dan misi yang tersebut di atas, yrm melaksanakan beberapa program, diantaranya:

1. Kursus-kursus keagamaan
– kursus pemberantasan buta huruf al qur’an braille.
– kursus pembinaan seni baca al qur’an (tilawatil qur’an).
2. Majlis taklim.
3. Pesantren tunanetra.
4. Peringatan hari besar islam.
5. Perpustakaan buku keislaman braille ataupun ebook.
6. Pembuatan al qur’an dan buku sumber keislaman dalam huruf braille.

___

A brief of historical background

Raudlatul makfufin foundation is a social based foundation established on november 26th, 1983 with the main activities of providing services and support of social and religious welfare toward the blind muslims.

In the year of 80’s, there was no institution in jakarta that focusing the activity on religious education for the moslems with visual impairements. Most of the institutions were focusing on rehabilitation as well as the education/training and social welfare in common purpose. Raudlatul makfufin was established to cope with such condition and to fulfill the need of blind moslems toward religious affairs .

The principles of the foundation establishment
– the poverty and stupidity are closed to the infidel state
– the blindness does not take off the obligation of worship
– requiring strategy, methodology and special equipment and facilities for the person with visual impairement to study religious matter.
– the religious approach is effectively good manner to understand the meaning of suffering/disaster
– the talented blind person, have opportunity to devote himself to religious affairs if being given a chance and supported by good and proportional equipment and facilities.
– requiring an institution to manage the social donation from society aimed to social welfare of blind persons.

Vision
Achieving a better life of moslem with visual impairement in religious affairs and social welfare aimed to gain happiness in lifelihood and hereafter through education, religious guidance, raising enterpreneurship skill and social donation followed by providing equipments or special services

Mision:
1. Organizing a formal or non-formal education as well as other trainings on religious knowledge and missionary endeavor.
2. Providing religious refference books in braille or audio books and preparing professional staff as a braille trancriber and reciter.
3. Organizing a training on enterpreneurship skills.
4. Striving for social assistance toward blind people who are requiring.

Storyboard of raudlatul makfufin foundation
Period 2012-2017

Donor agent:
1. Hj. Lea irawan (leader)
2. Hj. Oktini watti

Cultivator
1. Ahmad joni watimena (leader)
2. Drs. Nur kholiq s.q. (member)
3. Drs. Ngatijo as. (member)

Supervisor
1. Akrom hasani, s.ag. (leader)
2. Budi santoso, s.sos.i (member)
3. Drs. Muhyi choiruddin (member)

Board
1. Ade ismail, s.pd (principal)
2. Rafik akbar (secretary)
3. Diah rahmawati, s.pd (treasurer)

Chief of education and missionary endeavor unit: sapto wibowo, s.sos
Chief of braille production unit: mohammad zainal abidin
Chief of enterpreneurship unit: drs. Abdul wahab

Program activities
1. Religious affairs’ training
– elimination of illiteracy on braille and basic religious education
– training on well quran recitition
– extended education to regular school
1. Islamic boarding school for people with visual impairements (pesantren)
2. Providing qur’an in braille dan transcribing other islamic refference books.
3. Organizing the celebration of islamic days
4. Character building and leadership training through ikjar (ikatan jama’ah raudlatul makfufin=organisation of raudlatul makfufin’s students)

Braille qur’an services

1. A. Historical background of quran braille in indonesia

Qur’an in braille was firstly introduced to indonesia in 1954 brought by mahmoud syaltout when visiting to indonesia. The manuscript was made in yordan. The braille code typed in that book was began to be revealed gradually in 1956 and begin to retyped using that guidelines of transcribing the code. In the long run, the whole qur’an braille can be retyped/trancribed into braile in 1968 and start introducing to the blind moslems in indonesia.

The ministry of religious affairs, then organising a workshop on standardizing qur’an in braille and finally issued a conclusion from ministry of religious affairs number 25 year 1984 about three kinds of quran standard used in indonesia, one of them is qur’an braille standard. After issuing the conclusion, there are two style types of braille qur’an production in indonesia whether it’s different on media of transcribing also different of transcribing guidelines. By the all means, the holly qur’an at that time was produced with clasical technology, such as braillon paper produced by thermoform and the other one was produced with the sincplate where the media of duplicating is common thick papers.

1. B. Qur’an braille services in raudlatul makfufin foundation

In early of its establishment, the foundation faced many problems such place for educating as well as facilities. The al qur’an and other religious refference books which written in braille characters were in very poor condition.

The foundation observed and found about the probability of using computer technolgy for transcribing and also heard that there was already produced braille embosser. In 1995, the foundation starting the program of transcribing holy qur’an into braille using computerised system. This program take relatively long time because of some reasons, among others:
1. The personnels who are involved in writing such books should have knowledge and skill of arabic grammar, reading and writing arabic braille, and operating computer equipped with special softwares. It is very difficult to find such kind of persons when we started the programme.
2. The lack of fund to support those activities such as preparing the equipment and facility required for this program and giving salaries to the personnels.

By the end of year 2000, the team have already written the whole data of al qur’an in braile with its translation in the indonesian language. It has also prof read by the foundation and the party of department of religious affairs as a legitimate institution to permit such book to be distributed toward moslems. We have got a lisence to produce and distribute them. It’s the first computerised qur’an in braille ever made in indonesia.

During 2000-2012, we have produced 2,000 sets of al qur’an in braille with it’s translation and spread out to public among persons with visual impairements. The last revised version is already finished by the end of year 2011.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

;