Yayasan Raudlatul Makfufin

Marakkan Adab Pergaulan Muslim

Manusia sebagaimana makhluk hidup ciptaan Allah subhanahu Wata’ala butuh yang sosialisasi. Dalam sosialisasi manusia bisa saling berinteraksi dan di sanalah tercipta yang namanya pergaulan.

Dengan kata lain, Islam memiliki aturan pergaulan yang tidak saja akan memberikan kenyamanan antara satu dengan yang lain, tetapi juga mendatangkan ketentraman hati dan kebaikan kehidupan baik dunia maupun akhirat.

Di bawah ini adalah beberapa pergaulan dalam Islam.

Saling Salam

Umumnya manusia akan sulit memulai komunikasi dalam sebuah pergaulan, utamanya bila tidak ada hal penting yang ingin disampaikan. Akan tetapi Islam memberikan panduan bagaimana memulai sebuah interaksi, sehingga baik ada kepentingan atau tidak, dengan mengamalkan ajaran ini, keakraban akan segera terjalin dengan baik.

“Apabila kamu saling berjumpa maka saling mengucap salam dan bersalam-salaman. Dan, bila berpisah maka berpisahlah dengan ucapan istighfar.” (HR. Ath-Thahawi).

Berdasar hadits tersebut, tentu akan sangat baik jika setiap Muslim mengamalkan hal ini sebagai bagian dari gaya hidupnya. Sebab, selain akan memudahkan dalam proses interaksi, sosialisasi dan pergaulan, ucapan salam dan berjabat tangan juga bisa menghapuskan dosa.

“Apabila dua orang Muslim saling berjumpa lalu berjabatan tangan dan mengucap “Alhamdulillah” dan beristighfar maka Allah Azza wajalla mengampuni mereka.” (HR. Abu Dawud).

Senyum

Islam menempatkan senyum ini bukan sebagai amalan pelengkap. Tetapi justru sangat mulia dan dianjurkan untuk terus dilakukan, terutama bila bertemu dengan saudara seiman. “Senyummu ke wajah saudaramu adalah shodaqoh” (Mashabih Assunnahi).

Selain bernilai shodaqoh, senyum dalam tinjauan medis juga memberikan dampak positif yang sangat luar biasa bagi kesehatan jiwa raga seorang Muslim. Sebaliknya, Muslim yang jarang tersenyum dan mudah cemberut serta marah akan sangat rentan terhadap serangan berbagai penyakit yang membahayakannya.

Oleh karena itu, tebarlah senyum terhadap saudara seiman dengan penuh keikhlasan. Selain akan mendatangkan pahala, kesehatan, insya Allah juga akan terus memupuk tali persaudaraan terhadap sesama, sehingga abadilah tali silaturrahim kita dengan saudara seiman.

Menyenangkan

Dalam pergaulan dengan sesama Muslim, hal yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana menghadirkan niat untuk saling menyenangkan. Saling menyenangkan di sini tentu dalam koridor syariah dan dimaksudkan untuk sama-sama menjaga tali silaturrahim. Hal ini penting untuk diamalkan, karena Allah sangat menyukai Muslim yang dalam pergaulannya, senantiasa ingin menyenangkan saudaranya.

“Amal perbuatan yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib) ialah memasukkan kesenangan ke dalam hati seorang Muslim.” (HR. Ath-Thabrani).

Menyenangkan di sini bisa dengan cara saling memberi hadiah, bertegur sapa via teknologi, sekiranya lama tidak berjumpa, atau bisa juga dengan saling memberikan motivasi untuk terus semangat dalam menjalani hidup di atas landasan iman dan Islam, dan lain sebagainya.

Saling Menyadarkan

Setelah saling menyenangkan, dalam pergaulan dengan sesama Muslim, kita juga harus saling menyadarkan. Sebagaimana yang Allah jelaskan di dalam Al-Qur’an.

وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr [103]: 1 – 3).

Dan, perbuatan saling menyadarkan, utamanya dalam kebenaran dan kesabaran serta dalam kebaikan dan ketakwaan (QS. Al-Maidah [5]: 2) adalah termasuk perbuatan yang sangat baik di sisi-Nya.

“Tiga perbuatan yang termasuk sangat baik, yaitu berdzikir kepada Allah dalam segala situasi dan kondisi, saling menyadarkan satu sama lain, dan menyantuni saudara-saudaranya.” (HR. Addailami).

Jangan Hina

Setelah kebaikan di atas berhasil kita amalkan, langkah berikutnya yang tidak kalah penting dalam adab pergaulan adalah jangan sampai menghina saudara seiman. Sebab, perbuatan menghina termasuk perbuatan buruk dan terkategori kejahatan.
Rasulullah Shallallahu alayhi wasallam bersabda, “Cukup jahat orang yang menghina saudaranya.” (HR. Muslim).

Tentu, masih banyak lagi dalil ataupun panduan tentang bagaimana adab dalam pergaulan. Akan tetapi, sedikit dari uraian ini akan semakin mendorong kita semua sebagai Muslim untuk lebih beradab dalam pergaulan.

Sudah pasti, tidak ada manusia sempurna, juga tidak mungkin dalam setiap pergaulan kita bertemu dengan orang yang selalu bisa memuaskan kita. Dan, sekalipun ada yang menyakiti hai kita, kita harus kuat dengan rela untuk memaafkannya. Sebab, Islam memerintahkan kita untuk sabar dan terus menjalin tali silaturrahim dengan saudara seiman.

Dengan demikian, mari amalkan adab pergaulan Islam ini dengan baik, insya Allah masalah dalam pergaulan akan senantiasa menguatkan iman, persaudaraan dan ketentraman dalam jiwa raga kita bersama. Bahkan, lebih dari itu, insya Allah kita akan banyak menemukan kemudahan dalam kesulitan, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Wallahu a’lam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

;