Yayasan Raudlatul Makfufin

Dzikir

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Islam memberi panduan dalam aktifitas sehari-hari dan juga aktifitas ibadah kita semua, salah satu ibadah yang mulia adalah Dzikir, yang dimaksud dzikir bukanlah hanya sekedar ucapan, tetapi ketahuilah bahwa taubat itu merupakan dzikir, tafakkur itu dzikir, menuntut ilmu itu dzikir, mencari rezeki-jika niatnya baik-juga termasuk dzikir, dan segala sesuatu yang di sana ada upaya taqarrub kepada Allah dan anda selalu waspada akan pengawasan-Nya kepada anda, maka itu adalaj dzikir. Oleh karena itu orang yang arif adalah orang yang bisa berdikir di setiap waktu dan kesempatan.

Orang yang berdzikir itu harus ada bekas dan pengaruhnya dalam hati, dengan cara menjaga adab-adabnya. Karena kalau tidak, dzikir berupa kata-kata yang terucap tanpa punya makna dan pengaruh. Para ulama banyak menyebut adab-adab dan tata cara berdzikir. Namun yang terpenting dan paling utama untuk dijaga dan diperhatikan adalah:

1. Khusyu’, menghadirkan hati dan pikiran akan makna-makna lafal yang terucap, berusaha terwarnai olehnya, serta berusaha menetapi maksud dan tujuannya.

2. Merendahkan suara sebisa mungkin, dengan konsentrasi yang penuh dan iradah yang sempurna, sehingga tidak mengganggu yang lain. Terkait dengan ini, Allah swt. Berfirman,

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf: 205)

3. Sesuai dengan jamaah (irama dan suaranya), jika kebetulan dzikirnya itu bersama jamaah. Usahakan agar tidak mendahului, terlambat, atau mengungguli bacaan mereka. Bahkan manakala ia datang sementara mereka telah memulai, hendaklah ia memulai dengan bacaan mereka, kemudian mengqadha’ apa yang belum dia baca setelah berakhir. Jika ia terlambat di tengah-tengah mereka membaca dzikir, hendaklah ia baca apa yang telah lewat dan dengan menyusul bacaan mereka. Hal ini agar tidak menyelewengkan bacaan atau mengubah tatanan. Dan yang demikian ini kalau dilanggar hukumnya haram.

4. Bersih pakaian dan tempat, memperhatikan tepat-tempat yang terhormat dan waktu-waktu yang sesuai. Hal ini dimaksudkan agar semakin menambah pengkristalan iradah, kejernihan hati, dan ketulusan niat.

5. mengakhiri dengan penuh khusu’ dan adab, menjauhi kesalahan dan main-main, yang hal itu bisa menghilangkan faedah dan pengaruh dzikir.

Jika seorang memperhatikan adab dan tata krama ini, niscaya ia akan bisa mengambil manfaat dari apa yang ia baca atau akan menjumpai pengaruh dan kelezatan dalam hatinya, mengais cahaya untuk ruhaninya, dan kelapangan dalam dadanya dengan limpahan (rahmat) dari Allah ta’ala, insya Allah.

 

;