Wahai saudaraku, Rasulullah صلى الله عليه وسلم menghubungkan kedurhakaan kepada kedua orang tua dengan berbuat syirik kepada Allah عزّوجلّ. Dalam hadits Abi Bakrah رضي الله عنه, Beliau bersabda:
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ
Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling besar?” Para sahabat menjawab, “Tentu.” Nabi bersabda, “(Yaitu) berbuat syirik, durhaka kepada orang tua.” (HR. Bukhari no. 5.975)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberikan peringatan: “Setiap dosa, Allah akan menunda (hukumannya) sesuai dengan kehendakNya pada hari Kiamat, kecuali durhaka kepada orang tua. Sesungguhnya orangnya akan dipercepat (hukumannya sebelum hari Kiamat).” (HR. Bukhari)
Membuat menangis orang tua juga terhitung sebagai perbuatan durhaka. Tangisan mereka berarti terkoyaknya hati, oleh polah sang anak.
Ibnu ‘Umar رضي الله عنهما pernah menegaskan: “Tangisan kedua orang tua termasuk kedurhakaan dan dosa besar”. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad hlm. 31. Lihat Ash Shahihah, 2.898)
Bagaimana tidak disebut sebagai kedurhakaan? Bukankah ucapan “uh” atau “ah” dilarang dilontarkan kepada mereka berdua? Allah عزّوجلّ berfirman,
إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا
Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ahh” dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Al Isra`/17: 23).
Maksudnya, seperti dipaparkan Ibnu Katsir رحمه الله, jika mereka telah memasuki usia saat kekuataan melemah dan memerlukan perlakuan yang baik, maka janganlah kamu mengatakan kepada mereka “ah”. Ini adalah sikap menyakitkan yang paling ringan, sebagai petunjuk atas sikap menyakiti lainnya yang lebih besar. Maknanya, janganlah kalian menyakiti mereka dengan sesuatu apapun, meskipun kecil.
Dalam hadits lain, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: Kalau Allah عزّوجلّ mengetahui sikap menyakitkan orang tua yang lebih rendah dari kata “ah”, niscaya akan melarangnya. Orang yang durhaka hendaknya berbuat apa saja, namun ia tidak akan masuk syurga. Dan anak yang berbakti hendaknya berbuat apa saja, tidak akan masuk neraka”.
Menurut Syaikh As Sa’di رحمه الله kedurhakaan terbagi dua:
Pertama, sengaja bersikap buruk kepada orang tua, dan ini dosanya lebih besar. Kedua, sikap tidak mau berbuat baik kepada keduanya tanpa ada unsur menyakiti. Ini tetap haram, tetapi tidak seperti yang pertama.
Wallahu A’lam Bisshowab