Yayasan Raudlatul Makfufin

Bekerja Dalam Islam

Setiap orang pasti menginginkan hidup yang berkecukupan dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut mereka harus bekerja. Tapi apakah semua pekerjaan boleh dalam Islam dan bagaimana Islam mengatur adab dalam bekerja ? Penting untuk kita tahu dan kita amalkan. Yuk, simak berikut ini.

Dalam sebuah hadist dijelaskan bahwasanya “Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mu’min yang bekerja dengan giat”. (HR. Imam Tabrani). Nah, dari hadits tersebut dapat kita simpulkan bahwa Alloh menyukai hamba-NYA yang giat bekerja, namun harus tetap ada di jalan-NYA dan sesuai dengan apa yang diperintahkan.

Berikut ini beberapa adab bekerja dalam Islam :

1. Niatkan Karena Alloh (Lilahita’ala)

Semua hal yang kita niatkan karena Alloh pasti akan dipermudahkan dan dijauhkan dari hal-hal yang dikarang oleh Alloh. Begitu juga dengan bekerja, kita harus luruskan niat bahwasanyabekerja kita niatkan karena Alloh dan hanya beribadah kepada-NYA. Bonus-bonus dalam pekerjaan adalah rezeki yang Alloh berikan.

2. Bekerja Dengan Sungguh-Sungguh

Sesuai dengan hadist yang memiliki arti “Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, dia itqan (baca ; menyempurnakan) pekerjaannya.“ (HR. Thabrani). Yah, dalam bekerja kita harus bersungguh-sungguh dan janganlah kita menyepelekan sedikitpun apa yang ada di dalam pekerjaan tersebut.

3. Memiliki Etika Sebagai Seorang Muslim dan Jujur

Salah satu sifat yang dimiliki oleh nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dan disukai oleh Alloh Subhanahu Wata’ala adalah kejujuran. Dengan mengutamakan kejujuran dalam bekerja maka tidak akan ada masalah dan kita akan dipercaya oleh kerabat kita yang ada di instansi tersebut.

Sedangkan sebagai seorang muslim yang baik maka kita harus saling menghargai dan menghormati kerabat kita. Ciptakan lingkungan yang baik dan jangan sampai kita merasa iri l-irian ataupun hal lain yang akan merugikan diri sendiri.

4. Menghindari Subhat Dan Bekerja Sesuai Prinsip Syariah

Subhat adalah sesuatu yang kehalalannya masih diragukan atau biasa disebut sesuatu yang masih abu-abu. Contoh dari subhat ini adalah pemberian dari pihak luar atas pekerjaan yang kita lakukan di instansi tersebut. Rasulullah menyuruh kita untuk menghindari sesuatu yang sifatnya subhat.

 

;