Yayasan Raudlatul Makfufin

Bersikap Bijak Dalam Mendidik Anak

Usaha untuk mencapai keberhasilan dalam mendidik anak tak semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih lagi, suami dan istri merupakan dua pribadi yang berbeda sehingga mungkin saja masing-masing akan mengambil kebijakan yang tak iya sekata terhadap buah hatinya. Oleh karena itu, kesepakatan antara kedua orang tua sangatlah diperlukan, agar tak terjadi tumpang tindih dalam memberi aturan kepada anak.

Meski berbeda secara pribadi, suami istri adalah satu tim yang seharusnya kompak dalam menerapkan pola pengasuhan dan pendidikan anak, sehingga terjadi kesinambungan dalam memberikan pendidikan. Terkait dengan pandangan dan sikap bijak dalam mendidik anak khususnya dalam membentuk kepatuhan anak terhadap orang tua, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pasangan suami istri :

Membentuk kesamaan persepsi
Sejatinya, di depan anak, kedua orang tua harus sepakat alias satu suara, boleh atau tidak boleh, Ya atau tidak. Tujuannya agar anak tidak menjadi bingung dengan penetapan aturan. Selain itu, untuk mencegah agar anak memanipulasi orang tua karena mengetahui kedua orang tuanya sering memiliki pandangan berbeda dalam mengasuh anak. Untuk memiliki satu kesamaan suara dalam mendidik anak, maka kedua pasangan harus sering menjalin komunikasi yang baik, diskusikan masalah-masalah anak, lalu rencanakan tindakan yang tepat, bila salah satu pihak sudah mengambil keputusan, hendaknya pasangan menghargai keputusan tersebut.

2. Mengkomunikasikan Hukuman

Suatu hukuman yang diberlakukan terhadap anak perlu diketahui oleh pasangannya. Seorang istri yang menghukum anaknya perlu diketahui oleh pasangannya. Jangan sampai ada ketidakkesepakatan hukuman sementara anak tahu akan hal itu. Mungkin pada suatu waktu dimana si ibu merasa kesal lantaran anak sering tak menghiraukan larangan anda, meski sudah berkali-kali anda peringatkan, namun anak justru patuh jika suami anda yang melarangnya, padahal ayahnya hanya mengucapkan larangan satu kali tanpa emosi. Bila hal ini terjadi, coba teliti kembali bagaimana cara anda melarangnya, terkadang kemarahan yang berlebihan dan isi kemarahan yang cenderung berulang-ulang bisa menjadi penyebabnya sehingga pesan tidak sampai kepada anak. Oleh karena itu penting sekali kedua pihak saling menjalin komunikasi.

3. Tidak perlu berteriak

Bila berniat melarang anak melakukan sesuatu, lakukan dengan kondisi yang baik, lakukan dengan komunikasi yang baik. Berikan contoh yang mudah dia pahami dan bangun empatinya, sehingga anak memutuskan untuk mengikuti kata-kata orang tuanya dengan senang hati. Tentu saja hal ini dilakukan tidak dengan cara berteriak. Berteriak justru akan membuat anak menjadi jengkel dan terkadang melakukan hal yang dilarang.

Sekali lagi terkait dengan sikap bijak dalam mendidik anak , tentunya pola-pola yang disebutkan diatas hendaknya dibingkai dengan nilai-nilai islami. Ketika anak banyak yang mengabaikan nasihat orang tuanya, tentulah pola dan nilai-nilai islami menjadi alternatif terbaik. Hal ini tentu beralasan mengingat sebagai keluarga muslim, kita meyakini bahwa anak adalah amanah yang perlu dijaga dengan sebaik-baiknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

;