Yayasan Raudlatul Makfufin

Rayakan Idul Adha Dengan Bermanasik Haji

Tidak hanya dengan pemotongan hewan qurban saja, Yayasan Raudlatul Makfufin menyelenggarakan praktikum manasik haji untuk para tunanetra.(05/10/2014)

Kali ini Dewan Pengurus Yayasan Raudlatul Makfufin memberikan sesuatu yang sangat berbeda denga tahun-tahun sebelumnya. Bila mana di tahun sebelumnya merayakan Hari Raya Idul Adha cukup dengan pemotongan hewan qurban dan pembelajaran membaca Al Quran Braille, namun tahun ini demi meningkatkan pengetahuan tentang rukun Islam kelima, yaitu ibadah haji, maka Dewan Pengurus sepakat untuk mengadakan praktikum ibadah haji untuk para tunanetra. Praktikum ini sendiri berada langsung di bawah bimbingan Ustadz Muhyi Khairudin, SQ. Beliau salah satu Pembina para santri di Yayasan Raudlatul Makfufin. Setiap Senin malam, beliau dipercaya untuk membina para santri tentang Ilmu Aqidah Akhlak dengan menggunakan kitab rujukan Riadhus Shalihin.

Masih sangat sedikit para tunanetra yang mendapatkan kesempatan untuk menunaikan rukun Islam kelima, bahkan yang sudah pernah menunaikan ibadah umrah pun dapat dihitung dengan jari. Namun demikian, kami sebagai para pengurus berpikir undangan yang akan Allah Subhanahu Wata’ala berikan tidak akan pilih kasih, artinya siapapun berpotensi akan mendapatkan undangan dari Allah Subhanahu Wata’ala untuk menunaiikan ibadah haji ataupun umrah.

Seorang tunanetra yang khususnya tidak memiliki penglehitan pasti sangat sulit membayangkan seperti apa ibadah haji atau umrah tersebut. Kemudian bagaimana gerakan-gerakan dalam ibadah haji yang termasuk ke dalam rukun ibadah haji, artinya ada beberapa gerakan atau kegiatan yang tidak dapat dipungkiri harus dilakukan demi sahnya ibadah haji atau umrah tersebut. Berdasarkan beberapa hal di atas, para pengurus berpikir sudah saatnya memberikan pembelajaran secara langsung atau praktikum kepada jama’ah Yayasan Raudlatul Makfufin demi meningkatkan pengetahuan dan memberikan pengalaman kepada mereka tentang bagaimana tata cara ibadah haji atau umrah yang benar.

Semoga dengan adanya pembelajaran semacam ini dapat memberikan gambaran kepada tunanetra yang nantinya mendapatkan undangan dari Allah Subhanahu Wata’ala.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

;