Yayasan Raudlatul Makfufin

Rutinitas Santri Pesantren Raudlatul Makfufin

Kegiatan santri di pesantren manapun tidak jauh berbeda. Bangun sebelum shalat Subuh menjadi rutinitas sehari-hari. Ibadah sepertiga malam dibiasakan kepada para santri yang masih usia sekolah, dan siangnya mereka mengikuti kegiatan di kelas. Ilmu agama dan dunia memang harus berjalan saling beriringan sesuai dengan tempatnya masing-masing. Islam sendiri tak melarang umatnya untuk mempelajari ilmu dunia, asalkan benar dan bermanfaat. Dengan mempelajari ilmu pengetahuan, manusia akan lebih mudah dalam melakukan segala sesuatu. Di samping itu, jika memperlajari ilmu agama, manusia akan diarahkan untuk mengenal yang baik dan buruk agar dapat berhati-hati dalam melangkah.

Kehidupan santri berbeda dengan kehidupan di rumah. Di asrama pesantren para santri disibukan oleh kegiatan-kegiatan dari sebelum subuh sampai malam tiba. Mereka istirahat hanya beberapa jam saja. Hal ini dilakukan untuk melatih kemandirian yang akan dipakai ketika kembali ditengah-tengah masyarakat kelak. Di dalam asrama pesantren, yang dipelajari tidak hanya ilmu semata melainkan kebersamaan, kesederhanaan dan mengenal teman-temannya yang berasal dari berbagai daerah. Membuka cakrawala keragaman khazanah yang luas didapatkan ketika santri berbincang-bincang bersama teman-temannya.

Demikian juga dengan asrama di Pesantren Raudlatul Makfufin. Meskipun para santrinya adalah tunanetra, namun kegiatannya sama seperti seperti di pesantren non-disabilitas pada umumnya. Setiap jam tiga malam para santri sudah bangun untuk melaksanakan shalat sunnah dan beberapa anak lainnya menghafalkan al-Quran hingga menjelang waktu shubuh. Setelah selesai shalat shubuh berjamaah, kegiatan dilanjutkan dengan zikir. Setelah itu, hafalan ayat-ayat baru disetorkan dan disimak oleh para ustadz. Seolah tak mengenal lelah, mereka kembali ke asrama untuk bersiap-siap pergi kesekolah hingga siang sampai jam pelajaran selesai, dan kemudian beristirahat sejenak sampai waktu ashar tiba. Setelah itu kembali lagi mengikuti kegiatan sampai malam. Allah berfirman:

“Maka Mahatinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS. Thaahaa 114)

 

***Windra

 

;