Sinar Ilmu Menggantikan Penglihatan

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan setiap orang. Pada dasarnya, manusia tidak mengetahui apa-apa. Pendidikan kemudian menjadi jendela kehidupan manusia dimana sinar ilmu pengetahuan masuk kedalam diri seseorang. Dengan ilmu pengetahuan, seseorang dapat menguasai suatu bidang ilmu tertentu.

Manusia telah diberikan akal oleh Allah untuk memahami ilmu-ilmunya yang bertebaran di muka bumi seperti tafsir, hadits, fiqh dan masih banyak lagi lainnya. Dapat kita bayangkan, seseorang yang tidak mendapatkan ilmu pengetahuan seperti seseorang yang berada di dalam ruangan gelap tanpa lampu. Dengan Pendidikan, manusia menjadi lebih terarah dalam berfikir dan berpendapat. Bahkan, wahyu yang pertama kali turun adalah sebuah perintah untuk membaca. Allah SWT berfirman:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al’Alaq 1:5)

Di dalam ayat lainnya, Allah berfirman:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl 78)

Adapun sejumlah manfaat dan keutamaan dari buah pendidikan adalah sebagai berikut:

  1. Tumbuhnya kesadaran dalam diri bahwa Allah SWT Maha Besar dan Maha Kuasa
  2. Membuka jendela dunia yang jauh lebih luas
  3. Mendapatkan kemuliaan dengan berbagi ilmu pengetahuan
  4. Membuka pintu rizki
  5. Mendapat kemudahan dalam melakukan banyak hal sesuai ilmu yang dimiliki
  6. Meningkatkan rasa syukur karena masih memperoleh kesempatan untuk menikmati manisnya ilmu pengetahuan

Demikian halnya dengan teman-teman tunanetra. Meskipun secara kasat mata pandangan mereka gelap, dengan ilmu pengetahuan mereka akan tahu kemana arah melangkah, dan bagaimana impian dan cita-cita dapat diwujudkan. Karenanya, tiadanya penglihatan tidak menjadi alasan dan penghalang bagi tunanetra untuk memperoleh pendidikan.

 

Semangat dalam Menulis untuk Tunanetra

Menyalakan pelita semangat dalam melakukan aktifitas menulis memang tak semudah membalikan telapak tangan. Selain menuangkan ide dalam bentuk tulisan, seorang penulis dituntut untuk rajin membaca. Hasil dari kegiatan membaca akan memunculkan ide yang akan memantik sebuah keinginan untuk menulis seperti apa yang sedang dibacanya.

Melalui beberapa tips dibawah ini semoga semangat teman-teman untuk menulis dapat timbul. Bagi disabilitas tunanetra, menulis dapat dijadikan pekerjaan untuk menghasilkan cuan. Peralatan yang diperlukan juga tak perlu canggih asalkan selalu menanamkan niat serta semangat yang kuat.

  1. Yang pertama adalah munculkan rasa suka terlebih dahulu dari dalam diri kita. Jika pekerjaan muncul dari apa yang kita sukai, maka ketika menjalankannya seseorang tidak akan merasakan lelah ataupun bosan. Misalnya, bagi teman-teman tunanetra yang hobinya memasak, resep-resepnya dapat dituliskan di hp atau di la Dari sini, teman-teman akan terbiasa untuk menulis.
  2. Inspirasi datang dari mana saja. Hal ini kerap menjadi persoalan besar bagi seseorang yang akan memulai aktifitas menulisnya. Rasa bingung sering muncul. Mau menulis apa hari ini. Sesungguhnya jika telah suka, rasa bingung tak akan ada lagi karena bahan atau inspirasi bisa didapatkan di sekeliling kita.
  3. Jangan biarkan rasa tak percaya diri merayapi kita. Kita perlu tetap percaya diri dengan tulisan kita, dan tetap belajar juga terus berusaha untuk memperbaiki tulisan. Jangan pernah berhenti karena jika sudah terbiasa lama-lama akan terampil juga. Untuk menjadi terampil dalam menulis memerlukan waktu yang tidak singkat.
  4. Tekun dan sabar. Poin ini tak dapat dilepaskan dari seorang penulis. Pekerjaan penulis adalah menuangkan fikiran menjadi rangkaian kata-kata lalu menjadi deretan kalimat sehingga dapat dibaca oleh orang banyak. Hal itu bukan sesuatu yang mudah. Tapi, jangan sampai dijadikan alasan sehingga kita tidak pernah mencoba merangkai kata. Kita dapat mencoba untuk menulis dalam satu hari sebanyak satu baris. Atau dalam  satu jam membuat beberapa kalimat. Dengan begitu Insya Allah akan terbiasa nantinya.

Sahabat Rasulullah Ali Bin Abi Thalib pernah berkata: “Ikatlah ilmu dengan menulis.” Kegiatan menulis telah ada dari zaman Rasulullah SAW dan hingga saat ini. Imam Besar Al-Ghazali juga telah memberikan motivasinya dalam penulisan dengan berkata: “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak seorang ulama, maka jadilah penulis.”.

 

~Segara Aksara

Berbagi Itu Indah

Berbagi bukan hanya menjadi wujud cinta dan kasih terhadap sesama manusia, tapi juga mempererat tali ukhuwah antar saudara, teman dan kerabat lainnya. Selain itu, kegiatan berbagi mewujudkan rasa peduli kepada orang yang ada disekeliling kita. Untuk berbagi, seseorang tak harus menunggu menjadi jutawan. Jika memiliki suatu kelebihan dan ada orang lain yang membutuhkan, saat itu kita dapat berbagi. Jika kita mempunyai rizki lebih dan dibagikan kepada mereka yang membutuhkan, maka Allah swt. akan menggantinya berlipat ganda. Allah berfirman:

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah: 245)

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)

Alhamdulillah pada 11 Agustus 2021, sahabat-sahabat tunanetra yang bernaung di Yayasan Raudlatul Makfufin telah mendapatkan bantuan sembako dengan lancar. Terima kasih banyak kepada seluruh orang baik yang telah memberikan perhatiannya bagi para sahabat tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin. Semoga Allah Ta’ala membalasnya dengan berlipat ganda.

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (QS. An-Najm: 39-41)

Jika kita perhatikan surat Al-Baqarah ayat 261 di atas, Allah berjanji untuk memberikan balasan yang berlipat-lipat meskipun bila dilihat dengan kasat mata benda atau barang yang kita berikan kepada orang lain menjadi berkurang. Tetapi, sesungguhnya dihari kemudian kita akan memanen semua itu. Apa yang telah kita usahakan akan menuai hasilnya walau tidak seketika. Kadang berbagi memang berat untuk dilakukan. Namun berbagi mempunyai kenikmatan tersendiri dikarenakan barang yang diberikan dapat bermanfaat untuk dirinya maupun keluarganya.

Rizki Allah sangat luas dari berbagai arah dan tak selalu berupa uang. Rizki Allah dari mana saja yang dikehendakinya. Yang terpenting adalah tetap bersabar dan terus bertawakal. Kesehatan juga merupakan rizki dari Allah yang tak terhingga. Jika ada bagian dari tubuh kita sedang kurang sehat maka aktifitas akan terganggu dan tidak nyaman. Bahkan jika dinilai dengan uang, harga kesehatan amat sangat tinggi dan tak ternilai harganya.

@Windra

Sejarah Singkat Tahun Baru Hijriyah

Bulan Muharram – kalau orang Jawa menyebutnya Suro – menjadi bulan yang menandakan peralihan tahun Hijriyah dalam kalender Islam. Hari Selasa, 10 Agustus 2021 Masehi bertepatan dengan 1 Muharram 1443 Hijriyah. Sebagian orang memperingati dan menyambut tahun baru Hijriyah dengan banyak hal seperti muhasabah diri agar tahun baru bisa menjadi lebih baik lagi dari tahun lalu.

Awal mula lahirnya tahun Hijriyah disebabkan oleh sebuah peristiwa yang melibatkan Abu Musa Al-Asyari yang pada saat itu menjadi pemimpin di wilayah Basrah. Hal ini bermula ketika Abu Musa mengirim surat balasan kepada khalifah Umar bin Khatab, dan pada surat balasan tersebut tidak dicantumkan tanggal. Dari situ lalu timbul gagasan dari khalifah Umar untuk membuat penanggalan tahun bagi umat Islam. Akhirnya para sahabat dikumpulkan untuk membahas hal tersebut karena khalifah Umar menganggap tahun yang dikhususkan bagi umat Islam menjadi sangat penting untuk dibuat. Perumusan tersebut sempat diwarnai perdebatan seru. Salah satu yang menjadi isu adalah bahwa penanggalan merupakan budaya non-Islam. Khalifah Umar lalu mengambil keputusan bahwa awal tahun baru Islam dihitung ketika Rasulullah hijrah ke kota Madinah.

Terdapat dua penanggalan utama yang dikenal oleh masyarakt Muslim, yaitu tahun Masehi dan tahun Hijriyah. Keduanya merupakan karunia Allah Ta’ala yang diberikan kepada akal manusia untuk mengingat atau menandai suatu peristiwa. Allah Swt berfirman:

“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (QS: Al-Israa 12)

Dengan ayat di atas, Allah memberitahukan manusia tentang bilangan tahun dan waktu yang menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia di dalam kesehariannya. Karena, diantara perjalanan waktu dari masa ke masa, terdapat karunia Allah yang kita tidak tahu kapan ia menghampiri.

Yang perlu kita ingat adalah tetap berusaha untuk menyambut karunia tersebut seperti yang dilakukan oleh para tunanetra Muslim di lingkungan Yayasan Raudlatul Makfufin baik itu para santri di Pesantren dan Sekolah, maupun jama’ah Majelis Taklim (IKJAR) Ikatan Jama’ah Raudlatul Makfufin dengan belajar baik secara online ataupun offline. Di tahun baru Hijriyah 1443H ini, semangat dalam menimba ilmu untuk bekal di akhirat kelak tidak lantas menjadi surut. Meskipun langkah mungkin saja terbatas, namun semangat tetap perlu tangkas.

©Windra

Puasa Nabi Daud

Ada banyak sekali puasa sunnah yang bisa dikerjakan oleh umat muslim. Salah satunya adalah puasa Nabi Daud atau biasa disebut dengan puasa Daud. Ini merupakan puasa sunnah yang paling utama serta paling disukai oleh Allah jika dibanding dengan yang lainnya. Hal itu disebabkan karena puasa tersebut  sangat berat.

Bayangkan saja jika sebelumnya Anda terbiasa makan, minum, dan bebas melakukan banyak hal lalu di hari berikutnya berpuasa. Artinya, tidak mudah untuk membiasakan pola semacam itu, sehingga tak heran jika sedikit orang yang dapat melakukannya.

Tata Cara Puasa Daud

Puasa sunnah yang satu ini mempunyai tata cara yang berbeda dengan puasa sunnah lainnya. Sebab ada aturan tersendiri yang harus dilakukan sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh Nabi Daud.

Caranya yaitu dengan sehari berpuasa dan sehari tidak, lalu sehari berpuasa lagi dan seterusnya. Hal itu bisa dilakukan sepanjang tahun kecuali pada hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa seperti halnya pada hari raya idul fitri dan idul adha, hari tasyriq, dan hari yang meragukan seperti tanggal 30 sya’ban. Namun, tidak masalah jika ternyata hari Jumat ataupun Sabtu sebab sudah adanya niat puasa Daud.

Apabila Anda ternyata sehari berpuasa lalu dua hari berbuka dan sehari kemudian berpuasa lagi dan seterusnya belum bisa dikatakan puasa Daud. Sebab, harus ada selang sehari-sehari. Jika sudah begitu sebaiknya berpuasa sunnah lainnya seperti halnya senin-kamis ataupun yaumul bidh.

Mengingat tingkat keberatannya, puasa ini hanya boleh dilaksanakan oleh mereka yang mampu saja baik secara fisik atau lahir maupun rohani. Jangan sampai demi melakukan puasa Daud ternyata justru meninggalkan amal ibadah lainnya baik yang sifatnya wajib maupun sunnah yang tak kalah pentingnya. Jadi, jika Anda merasa tidak sanggup melaksanakannya sebaiknya berpuasa sunnah lainnya.

Uraian tentang puasa Nabi Daud tersebut setidaknya bisa menambah pengetahuan Anda. Jika memang Anda bertekad bulat untuk melakukannya, sebaiknya dilakukan secara maksimal. Supaya lebih terbiasa lagi tidak ada salahnya Anda melatih diri dengan puasa Senin-Kamis terlebih dahulu secara kontinyu.

 

Siapa Yang Akan Masuk ke Dalam Neraka Saqar

Seperti yang sudah diketahui bahwa neraka dibagi ke dalam beberapa tingkatan di mana setiap tingkatan memiliki siksaan masing-masing serta telah dijelaskan siapa saja yang akan menghuni tiap-tiap neraka tersebut. Salah satu neraka yang juga dijelaskan dan disebutkan di dalam al-quran adalah neraka saqar. Siapa saja yang akan menempati neraka ini?

Meskipun tidak diketahui jelas saqar ada di tingkatan ke berapa, namun Allah berfirman di dalam al-quran untuk memberikan peringatan golongan manusia seperti apa yang akan dimasukkan ke dalam neraka ini. Tahuka Anda penjelasan mengenai hal tersebut? Berikut ini kumpulan informasinya yang dimuat di dalam al-quran.

Penjelasan Mengenai Neraka Saqar

Di dalam surat Al-Mudatsir, Allah menjelaskan terkait dengan ciri khas siksaan yang ada pada neraka saqar sekaligus juga dengan orang yang akan dimasukkan ke dalam neraka ini. Di firmankan bahwa salah satu sifat dari neraka ini yaitu tidak akan membiarkan kulit penghuni neraka tidak terbakar. Sehingga ini mengandung maksa bahwa neraka ini membakar kulit penghuni dengan keji.

Nama neraka ini jika diartikan juga mengandung arti menghanguskan di mana hal tersebut berarti tempat ini akan menganguskan para penghuninya.

Lalu, siapa yang menghuni neraka ini?

Jika Anda membaca surat al mudatsir ayat ke 42 hingga 46, telah dituliskan dalam al-quran bahwa orang yang akan memasuki neraka ini adalah orang yang selama hidupnya tidak pernah sholat, orang yang juga lalai terhadap kewajibannya kepada anak yatim, menggunakan lisannya untuk membicarakan hal-hal yang dilarang oleh Allah.

Dan yang juga membawa seseorang masuk ke dalam neraka ini adalah rasa tidak percaya terhadap hari akhir. Untuk itu, bagi umat islam wajib hukumnya mempercayai bahwa suatu hari nanti akan datang hari pembalasan yaitu hari kiamat. Hal tersebut termasuk salah satu yang akan menyelatkan kita semua dari kejamnya saqar ini.

Selain itu, di surat yang sama juga dikatakan bahwa di atas neraka ini terdapat 19 penjaga yaitu malaikat penjaga neraka yang senantiasa mengawasi para penghuni saqar.

 

Untuk Siapakah Neraka Hawiyah Itu?

Neraka merupakan tempat yang dihindari oleh umat islam karena tempat ini merupakan seburuk-buruknya tempat kembali di akhirat. Tentu tidak ada seorang manusia pun yang mengharapkan dimasukkan ke dalam neraka. Namun, hal ini tidak berarti sebagai umat islam tidak perlu mengetahui terkait dengan neraka, seperti neraka jahanam, neraka hawiyah, neraka jahim dan neraka saqar.

Belajar tentang neraka merupakan bagian dari salah satu rukun iman yaitu percaya dengan al-quran di mana di dalam al-quran telah banyak dijelaskan terkati neraka. Mempercayai dan belajar hal-hal yang terkait dengan neraka merupakan bentuk mempercayai al-quran. Untuk itu, kali ini Anda akan belajar mengenal hawiyah.

Apa Itu Neraka Hawiyah

Neraka hawiyah disebutkan beberapa kali dalam al-quran. Neraka ini disediakan bagi orang-orang yang munafik. Di mana di dalam ayat yang lainnya dikatakan bahwa orang munafik merpakan sejelek-jeleknya kaum. Hal ini karena orang munafik ada di antara dua golongan. Mereka berpura-pura menjadi orang yang beriman dan percaya dengan Allah, akan tetapi di lain waktu mereka berpihak kepada orang kafir.

Beberapa kali Allah juga mengancam orang munafik dengan siksaan yang pedih. Sedangkan dijelaskan bahwa setiap ada 40 orang iman, maka ada 1 di antaranya yang merupakan orang munafik.

Tak hanya itu, kaum yang munafik merupakan kaum yang sangat dilaknati oleh Allah. Untuk itu, allah berfirman dalam salah satu ayat di al-quran bahwa terdapat 3 ciri-ciri orang yang bersifat munafik, yaitu:

1. Jika berkata dia berbohong

Orang yang munafik, biasanya kata-katanya tidak bisa dipegang, papaun yang keluar dari mulutnya merupakan dusta yang tidak bisa dipercaya. Hal ini sudah dibuktikan sejak jaman kerasulan.

2. Jika berjanji dia mengingkari

Beberapa contoh orang munafik yang ada di jaman nabi mereka tidak bisa menepati janjinya dan selalu berdalih kepada nabi. Inilah ciri-ciri orang munafik yang kedua.

3. Dan jika dipercaya dia berkhianat

Orang yang tidak bisa mengemban amanah dengan baik juga termasuk ke dalam golongan orang yang munafik. Itulah mengapa golongan ini dilaknat Allah karena akan sangat merugikan umat islam.

 

Apa Itu Neraka Jahanam? Berikut Ini Penjelasannya

Umat islam tentu sudah tahu bahwa setelah kematian dan proses penimbangan amal baik dan buruk, maka di akhirat Allah akan memberikan hasil berupa tempat untuk kembali bagi semua manusia di dunia. Hanya ada dua tempat yaitu surga dan neraka. Surga dikenal sebagai tempatnya segala kenikmatan dan neraka adalah gudangnya segala siksa yang pedih, termasuk salah satunya adalah neraka jahanam.

Jahanam adalah neraka dengan siksaan paling pedih di mana akan menjadi tempat bagi orang-orang yang tidak beriman. Dosa-dosa yang bisa memasukkan orang ke dalam neraka ini adalah misanya orang yang melakukan syirik, orang yang berzina dan melukai hati kedua orang tuanya. Lalu, apa saja siksaan yang ada di jahanam? Berikut ini beberapa contohnya:

Siksa Dalam Neraka Jahanam

Ada beberapa siksaan yang akan di dapatkan manusia di dalam jahanam. Siksaan tersebut sudah banyak dijelaskan dalam al-quran dan al-hadist yang digunakan sebagai pengingat bagi umat manusia agar tidak melakukan kesalahan dan bertindak maksiat di dunia. Berikut ini siksaan yang akan di dapatkan manusia jika masuk ke dalam jahanam:

1. Dahi, punggung dan lambung akan dibakar

Seperti yang sudah banyak dijelaskan, bahwa api di dalam neraka dibuat dengan panas sebesar 700 kali lipat api dari api paling panas di dunia. Itu artinya ketika anggota tubuh di bakar di dalam neraka, maka dalam sekali jilatan api tubuh akan hancur tak bersisa. Setelah itu, tubuh manusia akan dikembalikan secara utuh untuk di bakar lagi dan begitu seterusnya hingga manusia merasa tidak sanggup menerima siksa.

2. Di datangkan ular dari harta mereka

Di dalam neraka jahanam, manusia juga akan bertemu dengan harta mereka. Namun, harta-harta terebut diserupakan hewan-hewan buas yang akan memangsa manusia tersebut di dalam neraka. Kemudian, setelah manusia hancur berkeping-keping maka Allah akan kembalikan wujud asli manusia dan kembali lagi di siksa begitupun seterusnya.

Di dalam al-quran dijelaskan bahwa siksaan ini akan berlangsung selamanya. Hal ini lah yang paling menakutkan dan melanggengkan pedih bagi manusia.

 

Mengenal Nama-nama Surga dan Neraka Yang Ada di Al-Quran

Di dalam al-quran Allah sudah menuliskan dengan rinci mengenai kondisi surga dan neraka termasuk amalan-amalan apa saja yang bisa memasukkan seseorang ke dalam surga dan neraka. Namun, tak banyak yang hafal dan mengerti nama-nama surga dan neraka yang ada di al-quran. Padahal pengetahuan ini penting untuk umat muslim agar bisa lebih memahami ilmu yang ada di dalam al-quran.

Ada beberapa nama surga dan beberapa nama neraka yang dijelaskan oleh Allah. Beberapa nama tersebut dijelaskan beserta keadaan atau kondisi di sekitar surga begitupun juga neraka. Apakah Anda menghafal semua nama surga dan neraka tersebut? Berikut ini daftar namanya:

Nama-nama Surga dan Neraka

Di bawah ini adalah nama surga dan nama neraka yang disebutkan dalam bebrapa surat yang berbeda.

1. Surga Firdaus

Surga ini merupakan surga yang tertinggi. Tingkatan surga ini dihuni oleh kalangan nabi, rosul, ulama dan orang-orang dengan amalan tertentu yang dianggap suci dan berlomba-lomba melakukan kebaikan.

2. Surga Adn

Surga ini disebut beberapa kali dalam al-quran. Penjelasan yang ada biasanya bersifat umum seperti gambaran kondisi surga pada umumnya yaitu memiliki 4 sungai yang mengalir di bawahnya.

3. Surga Na’iim

Di dalam surga na’iim dikatakan bahwa manusia akan dipenuhi dengan kenikmatan yang dikhususkan untuk orang-orang saleh.

Sedangkan, beberapa nama neraka yang dijelaskan oleh Allah di al-quran:

1. Huthamah

Neraka ini adalah neraka yang akan dihuni oleh orang yahudi. Di dalam al-quran, surga ini disebut pada surat Al Humazah ayat 4 – 5.

2. Hawiyah

Neraka ini dikhususkan bagi orang kafir dan orang-orang yang masuk ke dalam golongan orang munafik. Nama neraka hawiyah ini di sebut dalam surat al-qoriah.

3. Jahanam

Neraka ini disebut sebagai neraka yang siksaannya paling kejam. Neraka jahanam juga paling sering disebut di dalam al-quran dan dikatakan bahwa neraka ini akan dihuni oleh manusia yang mengikuti langkah dan jejak setan selama di dunia.

Salah satu ayat yang menyebutkan neraka jahanam adalah pada surat Al-Hijr ayat 43:

وَإِن جَهَنمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ

Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.

Masih ada beberapa nama-nama surga dan neraka yang sering di sebut dalam al-quran. Tentunya nama-nama tersebut penting untuk dihafal dan dimengerti agar bisa mempertebal keimanan kita sebagai orang islam.

 

Yang Perlu Orang Iman Ketahui: Penjelasan Mengenai Gerbang Neraka

Ayat mengenai surge neraka tentu sudah sangat familiar di telinga orang iman. Apalagi jika Anda gemar mendatangi sebuah majlis taklim. Tentu gambaran akan surge dan neraka akan sangat kental di benak anda. Seringkali orang islam di suguhkan mengenai penggambaran bagaimana kondisi surge dan neraka.

Jika mengingat surge tentu merupakan hal yang menyenangkan. Namun, Anda juga perlu mengerti bagaimana sebenarnya kondisi di dalam neraka agar bisa menjadi motivasi sekaligus pengingat untuk menjauhi perbuatan – perbuatan dosa. Lantas bagaimanakah kondisi neraka yang ada pada ayat suci di al-quran?

Penggambaran Gerbang Neraka

Sebelum meniliki lebih jauh mengenai isi neraka, pernahkah Anda mendengarkan suatu ayat yang menguraikan gambaran terkait kondisi gerbang neraka? Pada suatu ayat yaitu di al-quran surat Az-Zumar ayat 71 Allah berfirman dengan menceritakan bagaimana kondisi orang yang masuk ke dalam neraka:

وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا

“Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya…………………………….”

Di dalam ayat ini Allah menggambarkan kondisi orang yang tidak iman dengan menggunakan pilihan kata ‘Tsaqo’ di mana artinya adalah dipaksa untuk bergegas dengan buru-buru agar bisa segera masuk ke dalam neraka jahanam. Hal ini sudah mencerminkan siksaaan yang berat karena kondisi yang diterima tentu tidaklah nyaman.

Tidak cukup sampai di situ, orang-orang yang tidak iman tersebut akan dibagi menjagi beberapa kelompok sesuai dengan amalan buruknya. Mereka akan di bedakan antara orang yang mengkonsumsi alcohol, orang yang memakan riba, orang yang berbuat keji. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada orang baik dalam rombongan mereka. Artinya memang neraka jahanam akan dipenuhi dengan keburukan.

Meskipun dalam ayat ini, Allah tidak menjelaskan secara detil dan rinci bagaimana kondisi gerbang dari neraka. Namun, suasana yang tercermin dari ayat adalah suasana yang berada di luar neraka jahanam artinya belum masuk ke dalam neraka jahanam tetapi sudah memperlihatkan banyak siksaan abgia orang-orang yang tidak beriman.

Jika di bagian gerbang neraka saja kondisinya sudah seperti itu, lantas bisa ditarik kesimpulan bahwa keadaan di dalam gerbang jahanam sungguh tidak terkira pedihnya.

 

;