Yayasan Raudlatul Makfufin

Peradaban Islam Pada Masa Nabi Muhammad Saw

Islam adalah agama yang penuh dengan perjuangan. Diturunkan di suatu tempat yang penuh dengan kejahiliyyahan, diutuslah seorang Rasul yang berakhlak sangat mulia untuk meluruskan akhlak umat manusia. Namun mungkin saja masih banyak di antara kita yang tidak tahu secara persis seperti apa perjuangan Rasulullah SAW bersama para sahabatnya dalam mempertahankan tegaknya Islam di muka bumi ini.

 

A. Latar belakang masyarakat  Makkah sebelum islam.

 

Kota Makkah adalah kota yang sangat penting dan terkenal di antara kota-kota di negri Arab, baik karena tradisinya maupun  letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman di selatan dan Syiria di utara. Dengan adanya ka’bah di tengah kota Makkah menjadi pusat keagamaan Arab. Ka’bah tempat mereka berziarah. Di dalamnya terdapat 360 berhala. Agama dan masyarakat Jazirah Arab saat itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat Jazirah Arab dengan luas satu juta mill per segi. Bila dilihat dari keturunan penduduk Jazirah Arab dapat dibagi dua golongan besar:

  1. Qohtoniyun (keturunan Qohton)
  2. Adnaniyun (Keturunan Ismail bin Ibrahim)

Pada mulanya wilayah utara didiami golongan Adnaniyun dan wilayah selatan didiami golongan Qohtaniyun.

Masyarakat baik nomadic maupun yang menetap hidup dalam kesukuan badui. Kelompok dari beberapa keluarga membentuk kabilah (Clan), beberapa kabilah membentuk suku (trible) dan dipimpin oleh seorang Syekh. Mereka sangat menekankan hubungan kesukuan sehingga kesetiaan atau solidaritas kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku. Mereka suka berperang karena itu peperangan antarsuku sering terjadi. Dalam masyarakat yang suka berperang tersebut, nilai wanita menjadi sangat rendah. Situasi seperti ini terus berlangsung sampai agama islam lahir. Akibat peperangan terus menerus kebudayaan mereka tidak berkembang.

 

B. Dakwah nabi periode Makkah.

Menjelang usianya yang ke 40 beliau sudah terbiasa memisahkan diri dari keramaian masyarakat, menyendiri di goa Hira beberapa kilo meter di utara Makkah. Di sana nabi Muhammad mula-mula berjam-jam kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan 611 M, malaikat Jibril muncul di hadapannya menyampaikan wahyu Allah yang pertama. “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu itu maha mulia. Dia telah mengajar dengan kalam. Dia telah mengajar manusia apa yang tidak mereka ketahui” (QS 96: 1-5).

 

Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih Tuhan sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini nabi belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.

 

Setelah wahyu pertama itu dapat, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama. Sementara nabi Muhammad menantikannya. Dan selalu datang ke goa Hira. Dalam keadaan menanti itulah turun wahyu yang membawa perintah kepadanya. Wahyu itu berbunyi “Hai orang-orang yang berselimut, banyun dan beri peringatlah. Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu tinggalkanlah perbuatan dosa dan janganlah engaku memberi (Dengan maksud) memperoleh (Balasan) yang lebih banyak dan untuk (Memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah” (Al Mudatsir: 1-7).

Dengan turunnya perintah itu mulailah Rasulullah berdakwah. Pertama-tama beliau melakukannya secara diam-diam di lingkungan sendiri dan di kalangan rekan-rekannya. Karena itulah orang yang pertama kali menerima dakwahnya adalah keluarga dan sahabat dekatnya.

–         Setelah beberapa lama dakwah tersebut dilaksanakan secara individual turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka.

–         Langkah selanjutnya adalah menyeru masyarakat umum. Nabi mulai menyeru secara terang-terangan. Baik penduduk Makkah maupun penduduk lain, bangsawan maupun hamba sahaya.

Setelah dakwah terang-terangan itu, pemimpin Quraisy mulai berusaha menghalangi dakwah Rasul. Semakin bertambahnya pengikut nabi semakin keras tantangan yang diupayakan kaum Quraisy.

 

Banyak cara yang ditempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad. Pertama-tama mereka mengira bahwa kekuatan nabi terletak pada perlindungan dan pembelaan Abu Thalib yang amat disegani itu. Karena itu mereka menyusun siasat bagaimana melepaskan hubungan nabi dengan Abu Thalib dan mengancam dengan mengatakan “Kami minta anda memilih satu di antara dua: Memerintahkan Muhammad berhenti dari dakwahnya atau anda menyerahkannya pada kami. Dengan demikian anda akan terhindar dari kesulitan”.

Nampaknya Abu Thalib cukup terpengaruh dengan ancaman tersebut, sehingga ia mengharapkan Muhammad berhenti dari dakwahnya. Namun, nabi menolak dengan mengatakan “Demi Allah saya tidak akan berhenti memperjuangkan agama Allah ini, walaupun seluruh anggota keluarga dan sanak saudara akan mengucilkan saya”. Abu Thalib sangat terharu mendengar jawaban keponakannya itu, kemudian ia berkata “Teruskanlah, demi Allah aku akan terus  membelamu”.

 

Setelah cara-cara diplomatik dan bujuk rayu yang dilakukan oleh kaum Quraisy gagal. Tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan semakin ditingkatkan, tindakan kekerasan itu lebih intensif dilaksanakan setelah mereka mengetahui bahwa di lingkungan rumah tangga mereka sendiri sudah ada yang masuk islam.

 

Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Makkah terhadap kaum muslimin itu mendorong Muhammad untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya keluar Makkah.

 

C. Latar belakang masyarakat Madinah sebelum islam.

 

Kota Makkah berbeda dengan kota Yatsrib, kota Yatsrib mempunyai suasana dan keadaan khusus yang menjadikan penduduknya yakni bangsa Arab Yatsrib berpembawaan yang baik untuk menerima dan menganut agama islam. Di kota Yatsrib bertemu dua golongan manusia yang sangat berbeda. Golongan pertama berasal dari Utara, yaitu bangsa Yahudi. Golongan kedua berpindah dari Selatan, yaitu suku-suku Arab di antaranya yang terpenting kaum Aus dan Khazraj. Pertemuan kedua golongan ini di kota Yatsrib menimbulkan fakta-fakta sebagai berikut:

  1. Bangsa Arab Yatsrib lebih memahami agama-agama ketuhanan, karena mereka kerap kali mendengar tentang Allah, wahyu, hisab, syurga, neraka dan lain-lain.
  2. Permusuhan antara bangsa Arab Yatsrib dengan bangsa Yahudi sebagaimana dituturkan oleh Ibnu Hisyam: “Bangsa Arab dan bangsa Yahudi itu adalah bermusuh-musuhan.” Permusuhan mereka berlarut-larut. Kadang-kadang bangsa Arab dapat mengalahkan bangsa Yahudi. Kalau terjadi yang demikian bangsa Yahudi berkata: “Tidak berapa lama lagi akan diutus seorang Rasul, seperti yang tersebut dalam kitab kami. Bila dia telah diutus kami akan mengikutinya, dengan demikian kami akan kuat dan dapat mengalahkan kamu.” Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam Al-Qur’an

Artinya:

Dan adalah mereka dahulunya memohonkan kemenangan dalam melawan orang-orang kafir, maka tatkala telah datang kepada mereka yang telah mereka ketahui lantas mereka tidak percaya lagi kepadanya. (QS. Al Baqarah 89)

 

Karena fakta-fakta yang disebutkan itu, golongan Aus dan Khazraj masuk agama islam, bahkan mereka segera memasukinya, agar tidak didahului oleh bangsa Yahudi. Sementara itu golongan Aus segera menganut agama islam, agar tidak didahului oleh golongan khazraj dan golongan khazraj pun sebaliknya, mereka berusaha mendahului golongan Aus untuk secepatnya masuk agama islam.

Pada akhirnya beberapa orang dari golongan khazraj datang ke kota Makkah untuk menunaikan ibadah haji, mereka disambut oleh Rasullulah kemudian diadakan pertemuan di al Aqabah. Pada pertemuan itulah Rasullulah menyerukan kepada mereka untuk masuk ke dalam agama Allah, dan golongan khazraj pun menerima seruan Rasulullah. Tetapi disamping itu mereka berpesan kepada Rasulullah bahwa kaum yang sedang mereka tinggalkan di kota Yatsrib sampai saat ini masih bermusuhan. Mereka berharap dengan adanya Rasulullah tidak ada lagi permusuhan di antara mereka.

 

D. Pembentukan Negara Madinah dan Masyarakat Islam.

 

Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib atau Madinah nabi resmi menjadi pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah islampun dimulai. Pada periode Madinah, islam merupakan kekuatan politik. Ajaran islam yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama tetapi juga sebagai  kepala Negara. Dengan kata lain kedudukan sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.

Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan Negara baru itu, ia segera meletakan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat. Adapun dasar-dasar yang diletakkan Rasulullah untuk kehidupan bermasyarakat:

 

  1. Pembangunan masjid. Selain tempat shalat masjid juga digunakan sebagai sarana

Untuk mempersatukan kaum muslimin dan mepertalikan jiwa mereka.

  1. Ukhuah islamiah, Persaudaraan   sesama muslim. Nabi mempersaudarakan antara golongan Muhajirin dan Al Ansor. Dengan demikian diharapkan setiap muslim merasa terikat dalam suatu persaudaraan dan kekeluargaan.
  2. Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama islam. Di Madinah di samping orang-orang Arab islam terdapat juga golongan masyarakat Yahudi dan orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan nabi membuat ikatan perjanjian dengan mereka. Keringkasan perjanjian itu ialah:

 

    1. Kelompok ini mempnyai pribadi keagamaan dan politik, merupakan hak kelompok menghukum orang yang membuat kerusakan dan memberi keamanan kepada orang yang patuh.
    2. Kebebasan beragama terjamin untuk semua orang.
    3. Kewajiban penduduk Madinah , baik kaum muslimin ataupun bangsa Yahudi saling bantu –membantu moril, matrial dan menangkis semua serangan terhadap kota mereka (Madinah)
    4. Rasulullah adalah ketua umum bagi penduduk Madinah. Kepada beliaulah dibawa segala perkara dan perselisihan untuk diselesaikan.
  1. Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan social pada pemerintahan baru pada pemetintahan Madinah.

 

Sebab itulah ayat-ayat Al-Quran diturunkan dalam periode ini terutama ditunjukan kepada pembinaan hukum. Ayat-ayat yang belum dijelaskan dan belum diperincikan, dijelaskan Rasulullah dengan perbuatan-perbuatan beliau. Dari inilah timbul dua sumber yang menjadi pokok hukum (Al-Quran-hadits). Satu system yang amat indah untuk bidang politik yaitu dengan system bermusyawarah.

 

Artinya:

 

Dan urusan mereka adalah dimusyawarahkan di antara mereka.

 

Untuk bidnag ekonomi timbul satu system yang dapat menjamin keadilan social. Sebagai mana diterangkan hadits:

 

Artinya:

 

Tiada terpandang seorang muslim yang merasa kenyang sedangkan tetangganya merasa lapar padahal ia mengetahuinya.

 

Dalam bidang kemasyarakatan diletakkan dasar-dasar yang penting,seperti persamaan antara manusia dan persamaan derajat.

 

Artinya:

Wahai sekalian manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan kami menjadikan kamu berbangs-bangsa dan bersuku-sku agar saling mengenal, sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah ketakwaan. diselesaikan.

 

E. Peran nabi pada periode Makkah dan Madinah.

 

Kesuksesan nabi dalam mengembangkan islam di Madinah meliputi:

 

  1. Mempersatukan kaum Muhajirin dan Ansor. Nabi Muhammad senantiasa menganjurkan persaudaraan antara kedua kaum dan melarang semangat kesukuan, sehingga mereka bersatu menjadi kokoh dan kuat.
  2. Membentuk kekuatan dan politik islam, dengan mempersatukan kedua kaum  atas dasar satu agama, berarti merupakan satu kesatuan yang kokoh. Nabi juga mempersatukan antara golongan Yahudi dari bani Qainuqo, bai Nadhir, da bani Quroidhoh. Terhadap golongan Yahudi nabi membentuk satu perjanjian yang melindungi hak-hak azasi manusia, apabila timbul suatu perselisihan, harus diselesaikan dibawah pimpinan nabi Muhammad.
  3. Membangun masjid setelah berada di Madinah yang sekarang terkenal dengan nama masjid Nabawi. Masjid ini dibangun di atas milik dua orang anak yatim yang sudah dibeli nabi, nabi pun ikut mengangkat batu-batu bagunan masjid itu. Fungsi masjid tidak hanya untuk shalat saja. Tetapi juga untuk tempat berkumpul para sahabat, tempat bermusyawarah, tempat menerima pelajaran dari nabi, baik tentang agama, kemasyarakatan dan sebagainya.

 

 

 

 

  1. Menciptakan kesjahteraan umum nabi selalu menganjurkan untuk meningkatkan tarap hidup yang lebih tinggi. Dan di bidang social nabi menganjurkan/mewajibkan orang kaya agar mengeluarkan zakat untuk diberikan kepada fakir miskin, agar kaum muslimin saling menolong dan membantu.

Selain itu dalam periode Makkah pun, nabi telah mempersiapkan tenaga-tenaga yang kuat, tangguh, kemudian mereka ikut memperjuangkan dan menyebar luaskan islam kepada bangsa Arab lainnya. Kecerdasan dan akhlak nabi yang luhur, merupakan rahasia kesuksesan nabi dalam menunaikan tugas kerasulannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

;