Mbah Jum, Pedagang Tunanetra Penghafal Al-Qur’an

 

Mbah Jum, Begitulah beliau dipanggil. Aku sempat bertemu dengannya 5 tahun yang lalu saat berlibur di Kasian Bantul Yogyakarta.

Mbah Jum seorang tunanetra yang berprofesi sebagai pedagang tempe.

Setiap pagi beliau dibonceng cucunya ke pasar untuk berjualan tempe. Sesampainya dipasar, tempe segera digelar. Sambil menunggu pembeli datang, disaat pedagang lain sibuk menghitung uang dan ngerumpi dengan sesama pedagang, Mbah Jum selalu bersenandung sholawat.

Cucunya meninggalkan Mbah Jum sebentar, karena ia juga bekerja sebagai kuli panggul di pasar itu. Dua Jam kemudian, cucunya datang kembali untuk mengantar si mbahnya pulang ke rumah. Tidak sampai 2 jam dagangan tempe Mbah Jum sudah habis ludes.

Mbah Jum selalu pulang paling awal dibanding pedagang lainnya. Sebelum pulang Mbah Jum selalu meminta cucunya menghitung uang hasil dagangannya dulu. Bila cucunya menyebut angka lebih dari 50 ribu rupiah, Mbah Jum selalu minta cucunya mampir ke masjid untuk memasukkan uang lebihnya itu ke kotak amal. Saat kutanya : “Kenapa begitu?”

“Karena kata si mbah modal nya membuat tempe hanya 20 ribu, harusnya si mbah paling banyak dapetnya yaa 50 ribu.

Kalau sampai lebih berarti itu punyanya gusti Allah, harus dikembalikan lagi. Lha rumahnya gusti Allah kan dimasjid mbak, makanya kalau dapet lebih dari 50 ribu, saya diminta si mbah masukkin uang lebihnya ke masjid.”

Lho, kalo sampai lebih dari 50ribu, itukan hak si mbah, kan artinya si mbah saat itu bawa tempe lebih banyak to?” tanyaku lagi.

“Nggak mbak. Si mbah itu tiap hari bawa tempenya ga berubah-ubah jumlahnya sama.” Cucunya kembali menjelaskan padaku.

Tiap kenapa hasil penjualan si mbah bisa berbeda-beda?” tanyaku lagi.

“Begini mbak, kalau ada yang beli tempe sama si mbah, karena si mbah tidak bisa melihat, si mbah selalu bilang, ambil sendiri, Tapi mereka para pembeli itu selalu bilang, uangnya pas kok mbah, ga ada kembalian. Padahal banyak dari mereka yang beli tempe 10ribu ngasih uang 50 ribu. Dan mereka semua selalu bilang uangnya pas, ga ada kembalian

Pernah suatu hari si mbah dapat uang 350ribu. Yaa 300ribu nya saya taruh dikotak amal masjid.” Begitu penjelasan sang cucu. Aku melongo terdiam mendengar penjelasan itu disaat semua orang ingin semuanya menjadi uang bahkan kalo bisa kotorannya sendiri pun disulap menjadi uang, tapi ini mbah Jum??? Ahh sudahlah logikaku yang hidup di era kemoderanan jahiliyah ini memang belum sampai.

Ternyata mbah Jum juga seorang tukang pijat bayi (begitulah orang dikampung itu menyebutnya). Jadi bila ada anak-anak yang dikeluhkan demam, batuk, pilek, rewel, kejang, diare, muntah-muntah dll, biasanya orang tua mereka akan langsung mengantarkan ke rumah mbah Jum.

Bahkan bukan hanya pijat bayi dan anak-anak, mbah Jum juga bisa membantu pemulihan kesehatan bagi orang dewasa yang mengalami keseleo, memar, patah tulang, dan sejenisnya. mbah Jum tidak pernah memberikan tarif untuk jasanya itu, padahal beliau bersedia diganggu 24 jam.

Bahkan bila ada yang memberikan imbalan untuk jasanya itu, ia selalu memasukkan 100% ke kotak amal masjid. Ya! 100%! anda kaget? sama, saya juga kaget

Ketika aku kembali bertanya : “kenapa harus semuanya dimasukkan ke kotak amal?”

Sambil tersenyum mbah Jum memberi penjelasan : “Kulo niki sakjane mboten pinter mijet. Nek wonten sing seger waras mergo dipijet kaleh kulo, niku sanes kulo seng ndamel seger waras, niku karsane gusti Allah. Lha dadose mbayare mboten kaleh kulo, tapi kaleh Gusti Allah.”

(Saya itu sebenarnya nggak pinter mijit. Kalau ada yang sembuh karena saya pijit, itu bukan karena saya, tapi karena gusti Allah. Jadi bayarnya bukan sama saya, tapi sama Gusti Allah)

Lagi-lagi aku terdiam. Lurus menatap wajah keriputnya yang bersih. Ternyata manusia yang datang dari peradaban kapitalis akan terkagetkaget saat dihadapkan oleh peradaban sedekah tingkat tinggi macam ini. Dimana era kapitalis orang sekarat saja masih dijadikan lahan bisnis.

Dikarenakan kondisinya yang tuna netra seja lahir, membuar mbah Jum tidak bisa membaca dan menulis, namum ternyata ia hafal 30 Juz Al-Qur’an. Subhanallah !!!

Kulo niki tiang kampong. Mboten saget ningali nopo-nopo ket bayi. Alhamdulillah karsane gusti Allah kulo diparingi berkah, saget apal Qur’an. Gusti Allah niku bener-bener adil kaleh kulo.”

(Saya ini orang kampung. Tidak bisa melihat apapun dari bayi. Alhamdulillah kehendak gusti Allah, saya diberi keberkahan, bisa hafal Al-Qur’an. Gusti Allah itu benar-benar adil sama saya).

Itu kata-kata terakhir mbah Jum, sebelum aku pamit pulang. Kupeluk erat dia, kuamati wajahnya. Kurasa saat itu bidadari surga iri melihat mbah Jum, karena kelak para bidadari itu akan menjadi pelayan bagi mbah Jum.

Kisah ini ditulis oleh Irene Rajiman

 

[Puisi] Yang Ilahi dalam Hati

Yang Ilahi dalam Hati
Puisi oleh: Embun Pagi

Teruntuk ufuk pagi yang menyinari…
Tanpa bisa melihat cahaya dunia…
Siang dan malam nampak sama…..
Mentari dan senja tidak ada duanya…
Tetapi ku terus meraba tanpa kenal lelah…

Semilar angin terus menghampiri….
Ku terus meraba agar tidak tertinggal oleh dunia…
Jiwa ku terus menjerit yang terdengar suara mencibir sadis….
Tapi aku tidak boleh terpuruk oleh kenyataan.. .

Bangkit untuk bertahan badainya dunia…
Terus ku pacarkan doa dalam hati…
Agar jiwa ku tetap hangat seperti matahari yang kurasakan…
Tuhan memang tak memberikan ku penglihatan…
Tapi mata hatiku selalu melihat cahaya……

Cahaya dari mu tuhan…
Hadir dalam tuntunan doa dan sujud syukur ku….
Atas apa yang engkau berikan pada ku…
Kelak suatu saat aku yang buta….
Akan menaklukkan cakrawala dunia dan akhirat…..

Pertanian Purba Sesi 2: Tinjauan Ulang, Uji Hipotesis, Manfaat Kesehatan dan Pemasaran Produk

 

Sesi ke-2 merupakan pertemuan di mana Bapak Deden dan Ibu Silvi kembali mendampingi pihak Yayasan Raudlatul Makfufin dalam pengembangan di bidang pertanian, atau yang juga dikenal dengan sebutan agrobisnis. Di pertemuan kedua kali ini, Pak Deden menyampaikan banyak sekali ilmu baru yang sangat bermanfaat bagi para peserta.

Pertama, sesi ini diawali dengan peninjauan ulang (review) tentang sejauh mana Yayasan Raudlatul Makfufin sudah menerapkan praktik budidaya pohon cabai rawit setan ini. Terdapat tiga metode yang dipakai di mana keberhasilannya ditentukan oleh 1) sumber dan kualitas biji cabai, 2) metode penyemaian dan 3) media tanam. Alhamdulillah, mengingat pepatah yang berujar “kegagalan adalah pengalaman yang paling berharga,” kini ratusan pohon cabai di Yayasan siap dibudidayakan di media polybag. Itulah mengapa, Pak Deden menekankan bahwa uji hipotesis harus didahulukan dari proses analisis.

Di samping itu, Bapak Deden juga memberikan tips-tips kesehatan berdasarkan sifat warna buah. Pak Deden menjelaskan bahwa pada dasarkanya, daging buah (bukan kulit luarnya) memiliki tiga warna pokok, yaitu kuning, merah dan putih. Ketiga warna ini, kemudian, berkaitan dengan tiga akan pernyakit yang dialami manusia: a) peradangan (inflamasi) yang berhubungan dengan warna putih, b) kadar minyak dalam tubuh yang berhubungan dengan warna kuning, c) dan penyakit yang disebabkan oleh faktor darah sehingga berkaitan dengan warna merah. Oleh karena itu, sebagai kesimpulannya, penangan suatu penyakit bisa dibantu penanganannya dengan menggunakan rumus di atas. Sebagai contoh, radang tenggorokan akan terbantu kesembuhannya bila pengidap sakitnya mengkonsumsi buah-buahan berdaging putih seperti sirsak atau apel.

Terakhir, Bapak Deden juga menyampaikan beberapa potensi bisnis yang bisa dihasilkan dari budidaya pohon cabai ini. Yang utama, tentu, adalah penjualan cabai itu sendiri. Kedua adalah pohon cabai yang nilainya ditentukan berdasarkan usia dan ketinggiannya. Ketiga adalah bibitnya. Keempat adalah penjualan pupuk cair organik. Kelima penjualan pupuk organik pada. Dan terakhir adalah penjualan belatung organik yang dapat dibudidayakan dan kemudian dijual untuk kebutuhan pasar.

 

Keutamaan Surat al-Waqi’ah

Keutamaan Surat al-Waqi’ah

Oleh: Windra

Surat al-Waqiah adalah satu di antara surat-surat al-Qur’an yang akrab di telinga masyarakat Muslim Indonesia. Surat al-Waqiah memiliki sejumlah keutamaan atau fadhilah yang patut disayangkan apabila ditinggalkan oleh seorang Muslim. Melalui haditsnya, Rasulullah SAW bersabda:

قاﻝ ابن مسعود: ﺇﻧﻲ ﻗﺪ ﻋﻠﻤﺘﻬﻢ ﺷﻴﺌﺎ ﺇﺫا ﻗﺎﻟﻮﻩ ﻟﻢ ﻳﻔﺘﻘﺮﻭا، ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ: ﻣﻦ ﻗﺮﺃ اﻟﻮاﻗﻌﺔ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ ﻟﻢ ﻳﻔﺘﻘﺮ (رواه البيهاقي)

“Ibnu Mas’ud berkata: “Saya telah mengajarkan sesuatu pada mereka, jika mereka membacanya tidak akan miskin. Saya mendengar Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa membaca surat Waqiah tiap malam maka ia tidak akan miskin.” (HR Al Baihaqi)

Di dalam hadits lainnya yand diriwayatkan oleh Dailami dari Anas, Rasulullah SAW bersabda:

ﻋﻠﻤﻮا ﻧﺴﺎءﻛﻢ ﺳﻮﺭﺓ اﻟﻮاﻗﻌﺔ ﻓﺈﻧﻬﺎ ﺳﻮﺭﺓ اﻟﻐﻨﻰ (رواه اﻟﺪﻳﻠﻤﻲ عن أنس)

“Ajarkanlah surah Al-Waqiah kepada isteri-isterimu. Karena sesungguhnya ia adalah surah kekayaan.” (HR Dailami dari Anas)

Surah Al-Waqiah yang berasal dari kosakata Bahasa Arab mempunyai makna ‘Hari Kiamat.’ Surah ke-56 ini mempunyai 96 jumlah ayat, merupakan golongan surat Makkiyah, dan penamaan nama surahtnya, yaitu al-Waqiah, diambil dari kata al-Waaqi’ah yang bisa kita temui diawal ayat.

Surat al-Waqiah bercerita tentang peristiwa kiamat yang kelak nanti akan tiba. Di samping itu, surat ini juga menjelaskan tentang penciptaan manusia dan tumbuh-tumbuahan yang terjadi atas kuasa Allah SWT dan karena kebesaran-Nya.

Banyaknya faidah yang terkandung dalam surat Al-Waqiah salah satunya adalah tentang pendidikan nilai-nilai keimanan mengenai hari akhir nanti. Allah SWT berfirman: “Apabila terjadi hari kiamat, terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal). (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain), apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancur luluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah dia debu yang beterbangan, dan kamu menjadi tiga golongan.” (QS. 56: 1-7). Melalui surat ke 56 ini juga, Allah SWT memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya bahwa manusia kelak akan mendapatkan balasan atas apa yang dikerjakannya saat di dunia.

Dengan demikian, wahai saudara-saudaraku, seiman dan satu keyakinan – khususnya teman-teman disabilitas netra di Makfufin dan dimanapun berada, Mari kita bangkitkan semangat dalam membaca surat Al-Waqiah di setiap malam, dan meng-istiqamahkannya. Dengannya, semoga Allah SWT berkenan menurunkan keutamaan suratnya bagi kita yang istiqamah dalam membacanya; melapangkan rezeki kita semua; menjadikan kita hamba-hamba yang selalu mengingat hari akhir agar iman kita bertambah; dan agar kita senantiasa berendah hati dimanapun berada. Apapun yang kita lakukan – entah kecil ataupun besar – pasti akan ada balasannya di kemudian hari.

Wallahu ‘Alamu Bishhawab

 

Sinar Ilmu Menggantikan Penglihatan

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan setiap orang. Pada dasarnya, manusia tidak mengetahui apa-apa. Pendidikan kemudian menjadi jendela kehidupan manusia dimana sinar ilmu pengetahuan masuk kedalam diri seseorang. Dengan ilmu pengetahuan, seseorang dapat menguasai suatu bidang ilmu tertentu.

Manusia telah diberikan akal oleh Allah untuk memahami ilmu-ilmunya yang bertebaran di muka bumi seperti tafsir, hadits, fiqh dan masih banyak lagi lainnya. Dapat kita bayangkan, seseorang yang tidak mendapatkan ilmu pengetahuan seperti seseorang yang berada di dalam ruangan gelap tanpa lampu. Dengan Pendidikan, manusia menjadi lebih terarah dalam berfikir dan berpendapat. Bahkan, wahyu yang pertama kali turun adalah sebuah perintah untuk membaca. Allah SWT berfirman:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al’Alaq 1:5)

Di dalam ayat lainnya, Allah berfirman:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl 78)

Adapun sejumlah manfaat dan keutamaan dari buah pendidikan adalah sebagai berikut:

  1. Tumbuhnya kesadaran dalam diri bahwa Allah SWT Maha Besar dan Maha Kuasa
  2. Membuka jendela dunia yang jauh lebih luas
  3. Mendapatkan kemuliaan dengan berbagi ilmu pengetahuan
  4. Membuka pintu rizki
  5. Mendapat kemudahan dalam melakukan banyak hal sesuai ilmu yang dimiliki
  6. Meningkatkan rasa syukur karena masih memperoleh kesempatan untuk menikmati manisnya ilmu pengetahuan

Demikian halnya dengan teman-teman tunanetra. Meskipun secara kasat mata pandangan mereka gelap, dengan ilmu pengetahuan mereka akan tahu kemana arah melangkah, dan bagaimana impian dan cita-cita dapat diwujudkan. Karenanya, tiadanya penglihatan tidak menjadi alasan dan penghalang bagi tunanetra untuk memperoleh pendidikan.

 

Semangat dalam Menulis untuk Tunanetra

Menyalakan pelita semangat dalam melakukan aktifitas menulis memang tak semudah membalikan telapak tangan. Selain menuangkan ide dalam bentuk tulisan, seorang penulis dituntut untuk rajin membaca. Hasil dari kegiatan membaca akan memunculkan ide yang akan memantik sebuah keinginan untuk menulis seperti apa yang sedang dibacanya.

Melalui beberapa tips dibawah ini semoga semangat teman-teman untuk menulis dapat timbul. Bagi disabilitas tunanetra, menulis dapat dijadikan pekerjaan untuk menghasilkan cuan. Peralatan yang diperlukan juga tak perlu canggih asalkan selalu menanamkan niat serta semangat yang kuat.

  1. Yang pertama adalah munculkan rasa suka terlebih dahulu dari dalam diri kita. Jika pekerjaan muncul dari apa yang kita sukai, maka ketika menjalankannya seseorang tidak akan merasakan lelah ataupun bosan. Misalnya, bagi teman-teman tunanetra yang hobinya memasak, resep-resepnya dapat dituliskan di hp atau di la Dari sini, teman-teman akan terbiasa untuk menulis.
  2. Inspirasi datang dari mana saja. Hal ini kerap menjadi persoalan besar bagi seseorang yang akan memulai aktifitas menulisnya. Rasa bingung sering muncul. Mau menulis apa hari ini. Sesungguhnya jika telah suka, rasa bingung tak akan ada lagi karena bahan atau inspirasi bisa didapatkan di sekeliling kita.
  3. Jangan biarkan rasa tak percaya diri merayapi kita. Kita perlu tetap percaya diri dengan tulisan kita, dan tetap belajar juga terus berusaha untuk memperbaiki tulisan. Jangan pernah berhenti karena jika sudah terbiasa lama-lama akan terampil juga. Untuk menjadi terampil dalam menulis memerlukan waktu yang tidak singkat.
  4. Tekun dan sabar. Poin ini tak dapat dilepaskan dari seorang penulis. Pekerjaan penulis adalah menuangkan fikiran menjadi rangkaian kata-kata lalu menjadi deretan kalimat sehingga dapat dibaca oleh orang banyak. Hal itu bukan sesuatu yang mudah. Tapi, jangan sampai dijadikan alasan sehingga kita tidak pernah mencoba merangkai kata. Kita dapat mencoba untuk menulis dalam satu hari sebanyak satu baris. Atau dalam  satu jam membuat beberapa kalimat. Dengan begitu Insya Allah akan terbiasa nantinya.

Sahabat Rasulullah Ali Bin Abi Thalib pernah berkata: “Ikatlah ilmu dengan menulis.” Kegiatan menulis telah ada dari zaman Rasulullah SAW dan hingga saat ini. Imam Besar Al-Ghazali juga telah memberikan motivasinya dalam penulisan dengan berkata: “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak seorang ulama, maka jadilah penulis.”.

 

~Segara Aksara

Berbagi Itu Indah

Berbagi bukan hanya menjadi wujud cinta dan kasih terhadap sesama manusia, tapi juga mempererat tali ukhuwah antar saudara, teman dan kerabat lainnya. Selain itu, kegiatan berbagi mewujudkan rasa peduli kepada orang yang ada disekeliling kita. Untuk berbagi, seseorang tak harus menunggu menjadi jutawan. Jika memiliki suatu kelebihan dan ada orang lain yang membutuhkan, saat itu kita dapat berbagi. Jika kita mempunyai rizki lebih dan dibagikan kepada mereka yang membutuhkan, maka Allah swt. akan menggantinya berlipat ganda. Allah berfirman:

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah: 245)

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)

Alhamdulillah pada 11 Agustus 2021, sahabat-sahabat tunanetra yang bernaung di Yayasan Raudlatul Makfufin telah mendapatkan bantuan sembako dengan lancar. Terima kasih banyak kepada seluruh orang baik yang telah memberikan perhatiannya bagi para sahabat tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin. Semoga Allah Ta’ala membalasnya dengan berlipat ganda.

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (QS. An-Najm: 39-41)

Jika kita perhatikan surat Al-Baqarah ayat 261 di atas, Allah berjanji untuk memberikan balasan yang berlipat-lipat meskipun bila dilihat dengan kasat mata benda atau barang yang kita berikan kepada orang lain menjadi berkurang. Tetapi, sesungguhnya dihari kemudian kita akan memanen semua itu. Apa yang telah kita usahakan akan menuai hasilnya walau tidak seketika. Kadang berbagi memang berat untuk dilakukan. Namun berbagi mempunyai kenikmatan tersendiri dikarenakan barang yang diberikan dapat bermanfaat untuk dirinya maupun keluarganya.

Rizki Allah sangat luas dari berbagai arah dan tak selalu berupa uang. Rizki Allah dari mana saja yang dikehendakinya. Yang terpenting adalah tetap bersabar dan terus bertawakal. Kesehatan juga merupakan rizki dari Allah yang tak terhingga. Jika ada bagian dari tubuh kita sedang kurang sehat maka aktifitas akan terganggu dan tidak nyaman. Bahkan jika dinilai dengan uang, harga kesehatan amat sangat tinggi dan tak ternilai harganya.

@Windra

Sejarah Singkat Tahun Baru Hijriyah

Bulan Muharram – kalau orang Jawa menyebutnya Suro – menjadi bulan yang menandakan peralihan tahun Hijriyah dalam kalender Islam. Hari Selasa, 10 Agustus 2021 Masehi bertepatan dengan 1 Muharram 1443 Hijriyah. Sebagian orang memperingati dan menyambut tahun baru Hijriyah dengan banyak hal seperti muhasabah diri agar tahun baru bisa menjadi lebih baik lagi dari tahun lalu.

Awal mula lahirnya tahun Hijriyah disebabkan oleh sebuah peristiwa yang melibatkan Abu Musa Al-Asyari yang pada saat itu menjadi pemimpin di wilayah Basrah. Hal ini bermula ketika Abu Musa mengirim surat balasan kepada khalifah Umar bin Khatab, dan pada surat balasan tersebut tidak dicantumkan tanggal. Dari situ lalu timbul gagasan dari khalifah Umar untuk membuat penanggalan tahun bagi umat Islam. Akhirnya para sahabat dikumpulkan untuk membahas hal tersebut karena khalifah Umar menganggap tahun yang dikhususkan bagi umat Islam menjadi sangat penting untuk dibuat. Perumusan tersebut sempat diwarnai perdebatan seru. Salah satu yang menjadi isu adalah bahwa penanggalan merupakan budaya non-Islam. Khalifah Umar lalu mengambil keputusan bahwa awal tahun baru Islam dihitung ketika Rasulullah hijrah ke kota Madinah.

Terdapat dua penanggalan utama yang dikenal oleh masyarakt Muslim, yaitu tahun Masehi dan tahun Hijriyah. Keduanya merupakan karunia Allah Ta’ala yang diberikan kepada akal manusia untuk mengingat atau menandai suatu peristiwa. Allah Swt berfirman:

“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.” (QS: Al-Israa 12)

Dengan ayat di atas, Allah memberitahukan manusia tentang bilangan tahun dan waktu yang menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia di dalam kesehariannya. Karena, diantara perjalanan waktu dari masa ke masa, terdapat karunia Allah yang kita tidak tahu kapan ia menghampiri.

Yang perlu kita ingat adalah tetap berusaha untuk menyambut karunia tersebut seperti yang dilakukan oleh para tunanetra Muslim di lingkungan Yayasan Raudlatul Makfufin baik itu para santri di Pesantren dan Sekolah, maupun jama’ah Majelis Taklim (IKJAR) Ikatan Jama’ah Raudlatul Makfufin dengan belajar baik secara online ataupun offline. Di tahun baru Hijriyah 1443H ini, semangat dalam menimba ilmu untuk bekal di akhirat kelak tidak lantas menjadi surut. Meskipun langkah mungkin saja terbatas, namun semangat tetap perlu tangkas.

©Windra

Puasa Nabi Daud

Ada banyak sekali puasa sunnah yang bisa dikerjakan oleh umat muslim. Salah satunya adalah puasa Nabi Daud atau biasa disebut dengan puasa Daud. Ini merupakan puasa sunnah yang paling utama serta paling disukai oleh Allah jika dibanding dengan yang lainnya. Hal itu disebabkan karena puasa tersebut  sangat berat.

Bayangkan saja jika sebelumnya Anda terbiasa makan, minum, dan bebas melakukan banyak hal lalu di hari berikutnya berpuasa. Artinya, tidak mudah untuk membiasakan pola semacam itu, sehingga tak heran jika sedikit orang yang dapat melakukannya.

Tata Cara Puasa Daud

Puasa sunnah yang satu ini mempunyai tata cara yang berbeda dengan puasa sunnah lainnya. Sebab ada aturan tersendiri yang harus dilakukan sebagaimana yang telah dipraktekkan oleh Nabi Daud.

Caranya yaitu dengan sehari berpuasa dan sehari tidak, lalu sehari berpuasa lagi dan seterusnya. Hal itu bisa dilakukan sepanjang tahun kecuali pada hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa seperti halnya pada hari raya idul fitri dan idul adha, hari tasyriq, dan hari yang meragukan seperti tanggal 30 sya’ban. Namun, tidak masalah jika ternyata hari Jumat ataupun Sabtu sebab sudah adanya niat puasa Daud.

Apabila Anda ternyata sehari berpuasa lalu dua hari berbuka dan sehari kemudian berpuasa lagi dan seterusnya belum bisa dikatakan puasa Daud. Sebab, harus ada selang sehari-sehari. Jika sudah begitu sebaiknya berpuasa sunnah lainnya seperti halnya senin-kamis ataupun yaumul bidh.

Mengingat tingkat keberatannya, puasa ini hanya boleh dilaksanakan oleh mereka yang mampu saja baik secara fisik atau lahir maupun rohani. Jangan sampai demi melakukan puasa Daud ternyata justru meninggalkan amal ibadah lainnya baik yang sifatnya wajib maupun sunnah yang tak kalah pentingnya. Jadi, jika Anda merasa tidak sanggup melaksanakannya sebaiknya berpuasa sunnah lainnya.

Uraian tentang puasa Nabi Daud tersebut setidaknya bisa menambah pengetahuan Anda. Jika memang Anda bertekad bulat untuk melakukannya, sebaiknya dilakukan secara maksimal. Supaya lebih terbiasa lagi tidak ada salahnya Anda melatih diri dengan puasa Senin-Kamis terlebih dahulu secara kontinyu.

 

Siapa Yang Akan Masuk ke Dalam Neraka Saqar

Seperti yang sudah diketahui bahwa neraka dibagi ke dalam beberapa tingkatan di mana setiap tingkatan memiliki siksaan masing-masing serta telah dijelaskan siapa saja yang akan menghuni tiap-tiap neraka tersebut. Salah satu neraka yang juga dijelaskan dan disebutkan di dalam al-quran adalah neraka saqar. Siapa saja yang akan menempati neraka ini?

Meskipun tidak diketahui jelas saqar ada di tingkatan ke berapa, namun Allah berfirman di dalam al-quran untuk memberikan peringatan golongan manusia seperti apa yang akan dimasukkan ke dalam neraka ini. Tahuka Anda penjelasan mengenai hal tersebut? Berikut ini kumpulan informasinya yang dimuat di dalam al-quran.

Penjelasan Mengenai Neraka Saqar

Di dalam surat Al-Mudatsir, Allah menjelaskan terkait dengan ciri khas siksaan yang ada pada neraka saqar sekaligus juga dengan orang yang akan dimasukkan ke dalam neraka ini. Di firmankan bahwa salah satu sifat dari neraka ini yaitu tidak akan membiarkan kulit penghuni neraka tidak terbakar. Sehingga ini mengandung maksa bahwa neraka ini membakar kulit penghuni dengan keji.

Nama neraka ini jika diartikan juga mengandung arti menghanguskan di mana hal tersebut berarti tempat ini akan menganguskan para penghuninya.

Lalu, siapa yang menghuni neraka ini?

Jika Anda membaca surat al mudatsir ayat ke 42 hingga 46, telah dituliskan dalam al-quran bahwa orang yang akan memasuki neraka ini adalah orang yang selama hidupnya tidak pernah sholat, orang yang juga lalai terhadap kewajibannya kepada anak yatim, menggunakan lisannya untuk membicarakan hal-hal yang dilarang oleh Allah.

Dan yang juga membawa seseorang masuk ke dalam neraka ini adalah rasa tidak percaya terhadap hari akhir. Untuk itu, bagi umat islam wajib hukumnya mempercayai bahwa suatu hari nanti akan datang hari pembalasan yaitu hari kiamat. Hal tersebut termasuk salah satu yang akan menyelatkan kita semua dari kejamnya saqar ini.

Selain itu, di surat yang sama juga dikatakan bahwa di atas neraka ini terdapat 19 penjaga yaitu malaikat penjaga neraka yang senantiasa mengawasi para penghuni saqar.

 

;