Pertanian Purba Sesi 2: Tinjauan Ulang, Uji Hipotesis, Manfaat Kesehatan dan Pemasaran Produk

 

Sesi ke-2 merupakan pertemuan di mana Bapak Deden dan Ibu Silvi kembali mendampingi pihak Yayasan Raudlatul Makfufin dalam pengembangan di bidang pertanian, atau yang juga dikenal dengan sebutan agrobisnis. Di pertemuan kedua kali ini, Pak Deden menyampaikan banyak sekali ilmu baru yang sangat bermanfaat bagi para peserta.

Pertama, sesi ini diawali dengan peninjauan ulang (review) tentang sejauh mana Yayasan Raudlatul Makfufin sudah menerapkan praktik budidaya pohon cabai rawit setan ini. Terdapat tiga metode yang dipakai di mana keberhasilannya ditentukan oleh 1) sumber dan kualitas biji cabai, 2) metode penyemaian dan 3) media tanam. Alhamdulillah, mengingat pepatah yang berujar “kegagalan adalah pengalaman yang paling berharga,” kini ratusan pohon cabai di Yayasan siap dibudidayakan di media polybag. Itulah mengapa, Pak Deden menekankan bahwa uji hipotesis harus didahulukan dari proses analisis.

Di samping itu, Bapak Deden juga memberikan tips-tips kesehatan berdasarkan sifat warna buah. Pak Deden menjelaskan bahwa pada dasarkanya, daging buah (bukan kulit luarnya) memiliki tiga warna pokok, yaitu kuning, merah dan putih. Ketiga warna ini, kemudian, berkaitan dengan tiga akan pernyakit yang dialami manusia: a) peradangan (inflamasi) yang berhubungan dengan warna putih, b) kadar minyak dalam tubuh yang berhubungan dengan warna kuning, c) dan penyakit yang disebabkan oleh faktor darah sehingga berkaitan dengan warna merah. Oleh karena itu, sebagai kesimpulannya, penangan suatu penyakit bisa dibantu penanganannya dengan menggunakan rumus di atas. Sebagai contoh, radang tenggorokan akan terbantu kesembuhannya bila pengidap sakitnya mengkonsumsi buah-buahan berdaging putih seperti sirsak atau apel.

Terakhir, Bapak Deden juga menyampaikan beberapa potensi bisnis yang bisa dihasilkan dari budidaya pohon cabai ini. Yang utama, tentu, adalah penjualan cabai itu sendiri. Kedua adalah pohon cabai yang nilainya ditentukan berdasarkan usia dan ketinggiannya. Ketiga adalah bibitnya. Keempat adalah penjualan pupuk cair organik. Kelima penjualan pupuk organik pada. Dan terakhir adalah penjualan belatung organik yang dapat dibudidayakan dan kemudian dijual untuk kebutuhan pasar.

 

NGABUBURIT DI MUSIUM TRANSPORTASI

Berjalan-jalan di siang hari pada Bulan Suci Ramadhan mungkin paling dihindari bagi sebagian besar orang, namun pada Sabtu, 20 Juni 2015 hal itu menjadi kegiatan yang sangat ditunggu-tunggu bagi para tunanetra.

Berkeliling di Musium Transportasi, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur menjadi salah satu bentuk kegiatan yang memiliki nilai edukasi tinggi untuk tunanetra. Dengan berkeliling di Musium Transportasi, para tunanetra akan merasakan kepuasan tersendiri dalam mengexplor bentuk berbagai macam alat transportasi di Indonesia.

Bekerja sama dengan Fellowship of Netra Community (FENCY), Yayasan Raudlatul Makfufin (Taman Tunanetra) menyelenggarakan orentasi mobilitas terhadap berbagai alat transportasi di Musium Transportasi. Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut menambah pengetahuan para tunanetra tentang bentuk-bentuk alat transportasi yang selama ini digunakan.

Acara terasa semakin meriah dan edukatif dengan adanya diskusi bersama mbak Mila Kartina dan mbak Rona Deswi dari KPSH (Komunitas Penerjemah Satu Hati). Diskusi tersebut diselenggarakan setelah melaksanakan ibadah shalat ashar berjama’ah di Masjid Diponegoro TMII. Setelah shalat berjama’ah, para tunanetra berkumpul di aula Masjid Diponegoro untuk berdiskusi, tema yang diberikan dalam acara tersebut yaitu “Kesempatan Bekerja di Bidang Penerjemahan”. Tema tersebut sangat tepat diberikan kepada tunanetra, mengingat masih sulitnya kesempatan kerja bagi para tunanetra di Indonesia.

Tak terasa waktu sangat cepat berlalu. Dengan suasana diskusi yang sangat Interaktif, adzan magrib berkumandang. Acara puncak diselenggarakan, yaitu buka puasa bersama dan pembagian bingkisan untuk para tunanetra yang berisi buku Al Ma’shurot dalam cetakan braille.

Alhamdulillah acara dapat berjalan dengan lancar, semoga di waktu yang akan datang kami dapat menyelenggarakan kegiatan yang tidak kalah seru dan tetap bernilai edukatif.

PELATIHAN ORENTASI MOBILITAS UNTUK TUNANETRA

Ketunanetraan bukan lagi menjadi suatu alasan untuk tidak beradaptasi dengan lingkungan sekitar, namun ketunanetraan harus dianggap sebagai anugrah yang diberikan Allah Subhanahu Wata’ala sebagai salah satu cara menyayangi hamba-Nya.

Yayasan Raudlatul Makfufin sebagai lembaga ketunanetraan yang konsen dalam pembinaan para tunanetra, berinisiatif memberikan pelatihan Orentasi Mobilitas terhadap para tunanetra baru atau yang belum mampu beradaptasi secara maksimal terhadap lingkungan di sekitarnya.

Kemampuan Orentasi Mobilitas harus dimiliki oleh setiap tunanetra, sebagai salah satu cara beradaptasi terhadap lingkungan di sekitarnya. Jika beradaptasi saja belum mampu, bagaimana tunanetra dapat mengembangkan dirinya menjadi lebih baik?

Seorang tunanetra bukanlah seseorang yang tidak memiliki daya dan upaya apapun, melainkan seorang tunanetra harus menjadi pribadi yang kuat dan cerdas serta kreatif. Hidup tanpa berpenglihatan harus disikapi dengan cara yang kreatif, bagaimana mengenali suatu benda atau tempat dengan cara yang kreatif dari orang-orang yang berpenglihatan.

Oleh karena itu, Yayasan Raudlatul Makfufin bekerja sama denganDinas Sosial Kota Tangerang Selatan menyelenggarakan pelatihan Orentasi Mobilitas untuk para tunanetra.

Dalam pelatihan tersebut, para tunanetra diberikan pembinaan cara berjalan menggunakan tongkat putih, mengenali permukaan-permukaan jalan yang membahayakan dan memahami posisi tangan ketika digandeng seorang pendamping.

Terselenggaranya acara tersebut semoga dapat meningkatkan kemampuan beradaptasi para tunanetra, khususnya di lingkungan keluarga dan masyarakat secara umum.

PENGETIKAN 1000 HADITS SHAHIH BUKHARI UNTUK TUNANETRA

bagi seorang Muslim sejati, mempelajari, memahami dan mempraktekan apa yang terdapat dalam Al Quran tidaklah cukup, namun penting juga mempelajari, memahami
dan mempraktekan apa yang tertulis dalam hadits/As-Sunnah. Bagi para sahabat yang memiliki penglihatan, menemukan buku-buku tentang Ilmu Hadits bukanah
hal yang rumit ditemui di toko-toko buku Islam, tapi pernahkah para sahabat menemukan buku-buku Ilmu Hadits dalam cetakan braille yang dapat dibaca oleh para tunanetra?

Itulah yang mendasari Yayasan Raudlatul Makfufin berinisiatif menjalin kerja sama dengan Fellowship of Netra Community untuk menyelenggarakan pengetikan ulang 1000 hadits Shahih Bukhari.

Tujuan utama pengetikan ulang tersebut adalah mempercepat pengetikan ulang hadits yang nantinya akan diconfirt ke dalam tulisan braille dan dicetak dalam tulisan braille, sehingga seluruh tunanetra mampu membaca kitab-kitab hadits dengan maksimal.

Syukur Al Hamdulillah, acara dapat diselenggarakan dengan sukses pada Selasa 02 Juni 2015. Acara yang dihadiri 130 orang relawan dibuka melalui sebuah serimoni di Masjid Persatuan Umat Islam, Pancoran Barat, Jakarta Selatan.

Gambaran singkat teknis pengetikan yaitu, semua relawan mendapatkan foto copy yang berisi beberapa hadits. Hadits-hadits tersebut diminta untuk disalin kembali ke dalam Microsoft Word. Setelah semua hadits tersalin dengan baik, panitia akan mengcopy semua file yang berisi hasil pengetikan ulang tersebut. Setelah terkumpul, proses editing dilakukan pihak biro produksi dan pembraillan Yayasan Raudlatul Makfufin untuk diconfirt menjadi tulisan braille.

Proses editing yang dilakukan membutuhkan beberapa minggu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah semua hadits sudah melalui proses editing yang baik, pencetakan kitab hadits dapat dilakukan dan segera didistribusikan ke seluruh tunanetra di Indonesia.

Sampai artikel ini dibuat, proses editing masih terus berlangsung. Kami mohon doa dari seluruh Umat Muslim demi kelancaran pencetakan kitab hadits Shahih Bukhari Braille untuk tunanetra.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada semua pihak yang terlibat dalam mensukseskan acara tersebut, semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan ganjaran yang jauh lebih baik dari yang telah diberikan kepada kami.

;