Yayasan Raudlatul Makfufin

Bersemangatlah dalam Mendidik Keluarga

Salah satu karunia yang sangat besar yang Allah Ta’ala berikan kepada hambaNya adalah rezeki yang berupa anak keturunan yang shalih dan shalihah. Hal ini karena doa dari anak yang shalih dan shalihah itu termasuk amalan yang pahalanya akan senantiasa mengalir, walaupun orang tuanya sudah meninggal dunia. Maka dari itu, orang-orang shalih dari zaman dahulu, dari kalangan para sahabat Nabi dan orang-orang yang sejalan dengan mereka senantiasa bersemangat dalam mendidik anak-anaknya dengan mengacu kepada pendidikan Islam yang benar. Dan hal ini juga merupakan kewajiban dari setiap orang tua. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, lindungilah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At-Tahrim [66]: 6)

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah mengatakan, “Salah satu bentuk perlindungan terhadap keluarga, yaitu istri dan anaknya, adalah dengan mendidik dan mengajarkan kepada mereka tentang adab-adab, serta mewajibkan mereka untuk mematuhi perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena seorang hamba itu tidak akan bisa selamat (dari api neraka) kecuali dengan mengerjakan (menerapkan) apa-apa yang telah Allah Ta’ala perintahkan, baik itu pada dirinya sendiri maupun pada orang-orang yang ada di bawah kepeminpinannya, baik itu istri-istri, anak-anak, dan anggota keluarga yang lainnya.” (Lihat tafsir surat At-Tahrim ayat ke-6, kitab Taysir Al-Karim Ar-Rahman, karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di)

Pujian dari Allah Bagi yang Mendidik Keluarganya dengan Baik

Orang-orang yang senantiasa menyuruh anggota keluarganya untuk mengerjakan perintah-perintah Allah akan mendapatkan pujian dan ridha dariNya. Di dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji Nabi Isma’il ‘alaihis salam dengan firmanNya:

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولاً نَّبِيّاً (٥٤) وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِندَ رَبِّهِ مَرْضِيّاً (٥٥)

“Dan ceritakanlah (wahai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia senantiasa menyuruh keluarganya untuk mengerjakan shalat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.” (QS Maryam [19]: 55)

Begitulah sifat orang-orang yang mendapatkan pujian dari Allah Ta’ala. Mereka senantiasa mengajarkan kepada keluarganya kebaikan dan memerintahkan mereka agar mengerjakan apa-apa yang telah Allah perintahkan. Perintahkanlah keluarga kita agar mengerjakan ibadah-ibadah yang Allah wajibkan dan biasakanlah menegerjakan ibadah-ibadah sunnah agar yang wajib semakin sempurna. Ingatlah, mereka di bawah tanggungjawab kita.

Perintahkanlah keluarga kita agar mengerjakan ibadah-ibadah yang Allah wajibkan dan biasakanlah menegerjakan ibadah-ibadah sunnah agar yang wajib semakin sempurna. Ingatlah, mereka di bawah tanggungjawab kita.

Mendidik Anak Harus dengan Kasih Sayang

Setiap orang tua juga harus mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, membiasakan berkata dengan lemah lembut terhadap mereka, serta menyapa mereka dengan kasih sayang. Dan inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dikisahkan di dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْخُلُ عَلَيْنَا وَلِي أَخٌ صَغِيْرٌ يُكْنَى أَبَا عُمَيْرٍ وَكَانَ لَهُ نُغَرٌ يَلْعَبُ بِهِ فَمَاتَ فَدَخَلَ عَلَيْهِ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَرَآهُ حَزِينًا فَقَالَ: مَا شَأْنُهُ؟. قَالُوا مَاتَ نُغَرُهُ فَقَالَ: يَا أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ؟.

“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berkumpul bersama kami, dan aku memiliki adik laki-laki yang masih kecil yang biasa dipanggil Aba ‘Umair, adikku memiliki burung kecil yang biasa ia bermain dengannya. Kemudia burung itu mati, dan suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatanginya dan melihatnya sedang sedih. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya (kepada para sahabat), “Apa yang terjadi dengannya?” Lalu para sahabat menjawab, “Burung kecilnya telah mati.” Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Wahai Aba ‘Umair, apa gerangan yang dilakukan burung kecil itu?” (HR Abu Dawud)

Senantiasa Mendo’akan Keluarga

Salah satu ciri hamba-hamba Allah yang beriman adalah mendoakan anggota keluarganya, baik itu istri-istri maupun anak-anaknya dengan kebaikan. Salah satu contoh doa yang terdapat di dalam Al-Qur’an adalah:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Furqan [25]: 74)

Dahulu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam juga sering kali membaca doa:

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih.” (QS Ash-Shaffat [37]: 100)

Dan beliau juga mendoakan keluarganya agar diselamatkan aqidahnya, Allah Ta’ala berfirman:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَـذَا الْبَلَدَ آمِناً وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak-cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS Ibrahim [14]: 35)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

;