Yayasan Raudlatul Makfufin

Mengetahui Konotasi Tahlil dan Tahlilan dengan Bijak

Tahlilan masih dilaksanakan oleh sebagian kaum muslim di Indonesia yakni berupa doa, ceramah dan takziah. Kegiatan ini diselenggarakan apabila terdapat anggota keluarga yang meninggal dunia. Tidak terdapat dalil tahlilan yang mirip dengan tradisi satu ini sehingga kalangan ulama berbeda pendapat tentang tahlilan.

Tujuan dari kegiatan tahlilan adalah mendoakan mayit pada hari dan waktu tertentu. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan di masjid atau di rumah keluarga yang tengah berduka untuk mengadakan doa bersama.

Mengetahui Tahlil dan Tahlilan

1. Tahlil

Sebagaimana dzikir kepada Allah SWT melalui tahmid dan tasbih. Maka tahlil adalah mengucapkan dzikir dengan kalimat “Laailaahaillallah” yang bermakna tidak ada lagi Tuhan selain Allah. Anda bisa ucapkan kalimat ini setiap hari pada waktu dan tempat yang memungkinkan. Bertujuan untuk semakin memantapkan hati terhadap keimanan kepada Allah SWT.

Selain itu kelak Anda akan memperoleh berkah dan perlindungan dari Allah SWT, baik di dunia hingga sampai ke akhirat. Rasulullah SAW menganjurkan kepada setiap umatnya untuk mengingat Allah SWT dalam kondisi apapun, baik lapang maupun sempit dalam kehidupannya.

Allah SWT telah memberikan perintah untuk selalu mengingat-Nya dalam Q.S Al Imran ayat 191 tentang dzikir.

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring. Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau peliharalah Kami dari siksa api neraka.” (Q.S Al Imran ayat 191)

2. Tahlilan

Tahlilan yang sering dilakukan ketika hari ke-3, 7 dan 40 hari setelah meninggalnya seseorang memang  tidak berasal dari pendapat Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Tidak ada tuntunan kuat yang menjadi sumber dan dalil tahlilan seperti yang biasa Anda lihat saat ini.

Akan tetapi ada pendapat dari kalangan Tabi’in yakni Imam Atha yang menyatakan bahwa: “orang yang meninggal akan mengalami ujian sejak 3 hingga 40 hari. Maka dianjurkan untuk bersedekah dan mengirim doa bagi mayit tersebut.”

Terdapat beberapa rangkaian prosesi tahlilan yang bisa dilaksanakan untuk mayit di antaranya:

  1. Mendoakan mayit.
  2. Tahlil.
  3. Membaca Al-quran.
  4. Takziah.
  5. Ceramah tentang kematian.

Mengucapkan tahlil menjadi kewajiban yang harus Anda laksanakan setiap hari. Sedangkan tahlilan bukan kewajiban yang menjadi dosa apabila tidak dilaksanakan. Melainkan lebih melihat pada sisi kemanusiaan dan menjadi pertimbangan apabila tahlilan tersebut memberatkan pihak keluarga yang tengah berduka.

 

;