Setiap Orang Dapat Meraih Sukses

Setiap orang didunia ini ingin sukses, namun banyak yang tidak memiliki sikap atau motivasi yang tepat untuk meraihnya. Menjadi sukses, bukanlah seperti berjalan di taman, diperlukan waktu dan upaya. Namun, jika anda mengikuti beberapa panduan dan memiliki dedikasi untuk menjadi sesuatu, anda memiliki peluang besar untuk sukses.

Masing-masing individu memiliki definisi sukses yang berbeda. Dua definisi sukses yang pertama, menurut kamus adalah ” mendapatkan hasil yang memuaskan” dan “mencapai sesuatu yang diinginkan atau direncanakan.” Jadi, menjadi orang terkaya di dunia dapat dianggap sebagai keberhasilan bagi beberapa orang, namun tidak semuanya. Selama anda berusaha keras untuk melakukan yang terbaik dan anda mencapai tujuan ini, anda telah berhasil. Bagaimana menjadi sukses adalah pertanyaan yang sering muncul.

Jadi, terus baca artikel ini dan mulai mencatat bagaimana mencapai keberhasilan.

Anda harus memiliki tujuan dan rencana tertulis untuk memulainya sehingga anda tahu apa yang diinginkan. Plus, dengan menulis, anda dapat membacanya berulang kali dan melihat apa yang anda inginkan serta menggunakannya sebagai motivator.

Sabar untuk memulai. Anda tidak akan meraih keberhasilan dalam minggu pertama atau kedua, apapun yang anda lakukan. Mungkin memerlukan waktu beberapa bulan atau bahkan tahunan untuk mencapai apa yang anda perjuangkan. Anda harus bekerja sangat keras di awal dengan mendapatkan hasil yang minim, yang akan membuat anda putus asa. Namun jika anda mempertahankan kerja keras anda, reward akan datang kemudian.

Sangatlah penting untuk berpikir besar namun realistis pada saat yang bersamaan. Tidak ada titik dalam penetapan yang dapat diraih dengan mudah jika anda membatasi kemampuan anda. Namun jika anda meraih bintang tertinggi yang dapat anda raih, anda akan sering gagal dan hal ini membuat anda putus asa untuk mencoba hal lainnya.

Buatlah rencana mingguan untuk memperkaya upaya anda meraih keberhasilan. Ketika anda gagal dan terpaku pada rencana, anda telah gagal menjadi apa yang anda inginkan. Dengan mengikuti rencana tertulis, anda berhutang pada diri anda sendiri unutk menyelesaikannya

Jangan sampai hal sepele membuat anda tertekan. Akan banyak perubahan dan hambatan, baik besar atau kecil yang dihadapi, namun tetap focus pada tujuan adalah hal terpenting. Dengan menyediakan waktu untuk fokus dan mendapatkan solusi yang rasional terhadap masalah, anda semakin dekat dengan keberhasilan.

Tetap positif dalam kerja keras. Sekali anda menjadi orang yang berpikir negatif, anda semakin dekat dengan menghentikan diri anda sendiri. Satu-satunya jalan kegagalan adalah menyerah. “Kamu adalah apa yang kamu pikirkan,” jika anda percaya pada diri anda dan yakin dengan kemampuan anda, maka anda akan menjadi orang yang demikian.

Ada beberapa hal lain yang diperlukan dalam mencapai keberhasilan, namun hal diatas adalah beberapa kunci pokoknya. Tetaplah memiliki motivasi dan pantang mundur, dan anda akan semakin dekat dengan tujuan anda.

 

Carilah dan Jalankan Usaha yang Baik

Bagiannya Sudah Ditetapkan

Urgensi makanan yang halal menuntut adanya usaha yang halal, sebab salah satu cara mendapatkan makanan yang halal adalah dengan sarana usaha yang halal juga. Apalagi di zaman sekarang di mana keimanan semakin tipis dan kebodohan sangat mendominasi kaum muslimin. Bagaimana tidak! Mereka sudah tidak mengenal lagi halal dan haram, bahkan ada yang menyatakan Yang haram saja susah apalagi yang halal. Padahal setiap orang sudah ditetapkan bagian rezekinya dan telah disiapkan Allah seluruhnya. Kita hanya diperintahkan mencarinya dengan cara yang baik dan sesuai koridor syariat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Wahai sekalian manusia bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah usaha mencari rezeki, karena jiwa tidak akan mati sampai sempurna rezekinya walaupun kadang agak tersendat-sendat. Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mengusahakannya, ambillah yang halal dan buanglah yang haram.” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan Al Albani dalam Shohih Ibnu Majah no. 1741)

Jelas sekali perintah mencari usaha yang halal dalam sabda beliau di atas dan hal ini termasuk perkara besar yang sangat ditekankan dan menjadi skala prioritas utama para ulama salaf.

Fenomena yang Ada

Banyak orang menyepelekan permasalahan ini, sampai-sampai tidak pernah peduli apakah yang diusahakannya halal atau haram dan cara mendapatkannya juga halal atau haram? Apalagi di zaman sekarang penipuan, dusta, pemalsuan dan pencurian menjadi salah satu senjata utama memperoleh uang. Kalau sudah demikian adanya, bisakah diharapkan doa kita dikabulkan dan diterima Allah? Kalau sudah tidak diterima lagi doa kita, maka kita kehilangan satu senjata pamungkas menuju kejayaan umat islam, sebab doa adalah senjata kaum mukminin. Lihat berapa banyak kemenangan kaum muslimin di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, salah satu sebab utamanya adalah doa!

Oleh karena itu, jika sebahagian orang heran dan bertanya-tanya, Mengapa kita belum mendapat kemenangan? Mengapa kita memohon kepada Allah dan merendah diri kepada-Nya agar Ia berkenan melapangkan kesusahan yang menimpa kaum Muslimin, serta menghancurkan orang-orang zhalim, namun tidak terkabulkan? Ia heran, bagaimana dan mengapa?! Kemungkinan jawabannya adalah kelalaian kita dalam mencari makanan yang baik dan usaha kita yang baik. Sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya Allah taala itu baik,tidak menerima kecuali yang baik,dan bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin dengan apa yang diperintahkannya kepada para Rasul dalam firman-Nya,

“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Muminun: 51)

Dan Ia berfirman,

Hai orang-orang yang beriman,makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu. (QS. Al Baqarah: 172)

Kemudian beliau menyebutkan seorang laki-laki yang kusut warnanya seperti debu mengulurkan kedua tangannya ke langit sambil berdoa: “Ya Rabb,Ya Rabb, sedang makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, ia kenyang dengan makanan yang haram, maka bagaimana mungkin orang tersebut dikabulkan permohonannya?!(Dikeluarkan oleh Muslim dalam az-Zakaah no. 1015, at-Tirmidzi dalam Tafsirul Quran no. 2989, Ahmad dalam Baaqi Musnad al-Muktsriin no. 1838, ad-Darimi dalam ar-Riqaaq no. 2717)

Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bagaimana kondisi seseorang yang bepergian dalam kondisi kusut masai dan mengangkat kedua tangannya merendahkan diri untuk meminta kepada Allah dikabulkan doanya, namun doanya ditolak karena makanan, pakaian dan minumannya haram. Oleh karena itu seorang ulama besar bernama Yusuf bin Asbath berkata, Telah sampai kepada kami bahwa doa seorang hamba ditahan naik ke langit lantaran buruknya makanan (makanannya tidak halal) (Jaamiul Uluum wa al-Hikam 1/275). Demikian juga sahabat yang mulai Saad bin Abi Waqqash yang terkenal memiliki doa mustajab, ketika ditanya mengenai sebab doanya diterima; beliau berkata, “Aku tidak mengangkat sesuap makanan ke mulutku kecuali aku mengetahui dari mana datangnya dan dari mana ia keluar.” (Jaamiul Uluum wa al-Hikam 1/275).

Wajib Punya Ilmu

Jelas sudah dari uraian diatas, pentingnya makanan dan usaha yang halal, tentu saja hal ini menuntut setiap orang untuk sadar dan mengetahui dengan baik setiap muamalat yang dilakukannya dan mengetahui dengan jelas dan gamblang mana yang haram dan mana yang halal serta yang syubhat (tidak jelas).

Wajib bagi seorang yang akan berusaha dan mencari rizki untuk belajar halal dan haram apa yang akan menjadi usahanya. Oleh karena itu Khalifah Umar bin Khaththab berkata, Janganlah berdagang di pasar kami kecuali orang faqih, [mengerti tentang jual beli], jika tidak maka dia makan riba. (Dinukildari buku Minal Muamalaat fii al-Fiqhil Islami 19). Demikian juga Kholifah Ali bin Abi Tholib pernah berkata, Siapa yang berdagang sebelum mengerti fiqih, maka ia akan tercebur ke dalam riba, kemudian tercebur lagi dan kemudian akan tercebur lagi. artinya terjerumus ke dalamnya dan kebingungan (Dinukil dari buku Minal Muamalaat fii al-Fiqhil Islami 19). Itu pernyataan di zaman mereka yang dipenuhi ilmu, petunjuk dan takwa. Lalu bagaimana dengan zaman kita sekarang ini yang dipenuhi kebodohan, kesesatan dan kemaksiatan?!

Bagaimana Langkah Kita

Tidak ada pilihan lain bagi kita, kecuali kembali mempelajari aturan dan ajaran Islam tentang usaha-usaha yang diperbolehkan dan dilarang dan jenis makanan yang halal dan haram. Tentunya dengan merujuk kepada Al Quran dan Sunnah dan pemahaman para sahabat dan ulama yang mengikuti jalan mereka dengan baik.

 

;