Wanita yang Sulit Masuk Surga

Dibanding laki laki seorang wanita lebih masuk surga, apabila seorang wanita yang berakidah secara benar, menjalankan apa yang Allah perintahkan cukup yang wajib saja, dan juga taat kepada perintah suaminnya maka dikatakan kepada wanita tersebut pilihlah pintu surga yang kamu ingin masuki.

Namun kenapa kelak penduduk neraka lebih didominasi oleh kaum perempuan ? Bukankah perempuan mudah untuk masuk surga ?

Seorang wanita mudah masuk surga, dan seorang wanita juga mudah masuk neraka, maka pahamilah hal hal yang dapat membuat seorang wanita sulit untuk masuk surga, diantarannya.

Sifat Wanita yang Membuat Sulit Masuk Surga

1. Tidak Taat Kepada Suami

Seorang wanita yang tidak taat kepada suaminya, sepanjang suaminnya menyuruh hal hal yang sesuai dengan aturan agama islam, maka ia termasuk orang yang sulit masuk surga.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

Aku diperlihatkan neraka. Aku tidak pernah melihat pemandangan seperti hari ini yang sangat mengerikan. Dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita. Mereka bertanya, ‘Kenapa bisa seperti itu wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Dikarenakan kekufurannya.’ Lalu ada yang berkata, ‘Apakah karena mereka kufur kepada Allah?’ Beliau menjawab, ‘Mereka kufur terhadap pasangannya, maksudnya adalah mengingkari kebaikannya. Jika engkau berbuat baik kepada istrimu sepanjang tahun, kemudian ia melihat sedikit engkau tidak berbuat baik padanya sekali saja, pasti ia akan mengatakan, ‘Aku tidak melihat kebaikan sedikitpun padamu.” (HR. Bukhari, no. 1052)

2. Wanita yang Menyemir Rambutnya

Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,

يَكُونُ قَوْمٌ يَخْضِبُونَ فِي آخِرِ الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ لَا يَرِيحُونَ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ

Pada akhir zaman nanti akan ada orang-orang yang mengecat rambutnya dengan warna hitam seperti warna mayoritas dada merpati, mereka tidak akan mendapat bau surga.” (HR. Abu Daud, no. 4212. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana disebutkan dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 2097)

3. Wanita yang Berpakian seperti Telanjang

Wanita wanita yang enggan menutup auratnya, malah senang dan memerkan auratnya kepada orang yang bukan mahromnnya, maka ia termasuk wanita yang sulit untuk masuk ke surga.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat: (1) suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, dengannya ia memukuli orang; (2) wanita-wanita yang berpakaian (tetapi) telanjang, mereka berlenggak-lenggok dan condong (dari ketaatan), rambut mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan sejauh ini dan ini.” (HR. Muslim, no.2128)

 

Makanan dan Minuman Surga

Surga adalah sebaik baik tempat untuk kembali, sebaik baik tempat untuk berpulang. Kenapa ? Karena disurgalah segala kenikmatan itu abadi, bahkan apabila seseorang yang selama ia didunia memiliki cobaan paling berat, paling besar dan ketika satu langkah kakinnya masuk ke surga maka sungguh hilanglah segala kesusahan yang pernah ia rasakan salama didunia.

Allah Subhanahu Wa Ta Alla berfirman,

۞ مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۖ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا ۚ تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا ۖ وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ

Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.” (QS. Ar-Ra’du: 35)

Surga adalah sebuah kenikmatan, sebuah impian yang diimpikan oleh setiap insan dimuka bumi ini, jangankan masuk ke surga mendengar makanan dan minuman para penghuni surga saja hati kita sudah gemetar, masyaallah.

Makanan dan Minuman Penghuni Surga

Allah subhanahu wa ta’alla mengebarkan bahwa disurga terdapat sungai sungai yang mengalir didalamnya susu dan arak arak yang sangat lezat, disurga juga terdapat berbagai macam buah buahan yang hanya ditujukan kepada orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah.

Bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam besabda.

إِنَّ فِيْ الْجَنَّةِ بَحْرُ الْمَاءِ وَبَحْرُ الْعَسَلِ وَبَحْرُ اللَّبَنِ وَبَحْرُ الْخَمْرِ ثُمَّ تَشَقَّقَ الْأَنْهَارُ بَعْدُ

Sesungguhnya di surga ada samudera air, samudera madu, samudera susu, dan samudera arak. Kemudian, sungai-sungai bercabang-cabang darinya.” (HR. Tirmidzi no. 2576)

Surga adalah tempat segala kenikmatan, tempat segala kesenangan, tidak ada lagi kesusahan, dan kepayahan didalamnya maka dari itu mari perbaiki diri.

Mari sama sama saling mengingatkan, mari saling sama sama bahu membahu untuk menolong agama Allah.

Karena Allah Subhanahu wa ta alla berfirman,

وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zukhruf: 71)

Semoga kita semua menjadi salah satu penghuni penghuni surga yang telah Allah siapkan untuk orang orang yang beriman dan bertakwa kepadaNya.

 

Sahabat yang di Jamin Masuk Surga

Diantara ribuan sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, ternyata ada sepuluh sahabat yang semasa hidupnya telah dijamin masuk surga oleh lisan yang mulia Rasululullah shalallahu alaihi wa sallam.

Diantara sahabat sahabat yang telah dijamin masuk ke surga ialah,

1. Abu Bakr As shiddiq

Abu Baks As Shiddiq adalah sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah, denganyalah Rasulullah melakukan hijrah dari kota Mekkah ke Madinnah.

Abu Bakr As Shiddiq juga menjadi khalifah pertama yang menggantikan Rasulullah setelah Rasulullah wafat.

2. Umar bin Khattab

Umar bin Khattab adalah seorang sahabat yang pemberani, dulu sebelum ia memeluk islam ia adalah orang yang paling membenci islam, orang yang bahkan berniat membunuh nabi shalallalahu alaihi wa sallam.

Namun Allah maha membolak balikan hati, setelah ia masuk islam, dan berjuang bersama Rasulullah, Rasulullahpun  menyampaikan bahwa Umar adalah salah satu penduduk surga.

Umar juga menjadi khalifah kedua pengganti Abu Bakr As Shiddiq setelah beliau wafat.

3. Utsman bin Affan

Utsman adalah seorang saudagar yang sangat kaya raya, yang senantiasa menjadikan kekayaan untuk membantu dakwah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

Utsman bin Affan juga menjadi khalifah ke 3 setelah wafatnya umar bin khattab, dan beliau juga termasuk salah satu sahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

4. Ali bin Abi Thalib

Ali bin abi thalib adalah sepupu dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dan Ali juga meniadi menantu Rasulullah Karena Ali menikah dengan putri kesayangan Rasulullah yaitu Fatimah Az Zahra.

Ali juga menjadi khalifah ke 4 setelah wafatnya utsman bin affan, dan menjadi penutup dari kepemimpinan khulafaur  rasyidin.

5. Thalhah bin Ubaidillah

Thalhah bin Ubaidillah adalah sahabat nabi dari kaum quraisy, thalhah juga menjadi salah satu sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi shalallahu alaihi wa sallam.

Karena keberaniannya saat melindungi nabi pada perang uhud, bahkan hingga dirinnya wafat.

6. Zubair bin Awwam

Zubair bin Awwam adalah menantu dari Abu Bakr As Shiddiq, beliau termasuk sahabat nabi yang as-Shabiqun al Awwalun yaitu orang orang yang pertama masuk islam.

Beliau juga menjadi salah satu sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi.

7. Abdurrahman bin Auf

Sama halnya dengan Utsman bin affan, Abdurrahman bin auf adalah salah satu sahabat yang sangat dermawan, yang menjadikan kekayaannya untuk membantu dakwah Rasulullah.

Beliau juga menjadi salah satu dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga.

8. Sa’ad bin Abi Waqqas

Sa’ad bin Abi Waqqas adalah sahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah shalallalahu alaihi wa sallam.

Bahkan namannya tercatat dengan tinta emas karena keberhasilannya memimpin peperangan pasukan muslimin dengan pasukan Persia, yang merupakan salah satu peperangan terbesar umat muslim.

9. Sa’id bin Zaid

Sa’id bin Zaid adalah sahabat nabi yang dijuluki “Abu al-Aawar” ia merupakan sahabat nabi yang dijamin masuk surga.

10. Abu Ubaidah bin Al-Jarrah

Abu Ubaidah bin Al Jarrah adalah seorang muhajirin yang masuk kedalam sepuluh sahabat nabi yang dijamin masuk surga.

Beliau termasuk salah satu calon khalifah yang diajukan pada waktu itu, yaitu ketika Rasulullah wafat, bersama Abu Bakr As Shiddiq dan juga Umar bin Khattab.

 

Masuk Surga Tanpa Hisab

Orang yang masuk surga ada 3 macam, yaitu: Langsung masuk surga tanpa hisab (dihitung kebaikan dan keburukannya), masuk surga setelah dihisab, dan masuk surga setelah diadzab terlebih dahulu di neraka. Tentunya semua orang akan mengidam-idamkan masuk surga tanpa harus masuk neraka. Tapi bagaimana caranya? Mungkin ini adalah pertanyaan yang terlintas di benak setiap orang secara spontan begitu membaca judul ini.

Sempurnakan Tauhid !

Agar masuk surga tanpa hisab, syarat yang harus dipenuhi adalah membersihkan tauhid dari noda-noda syirik, bid’ah, dan maksiat. Alloh berfirman, “Sesungguhnya Ibrohim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Alloh dan hanif (lurus). Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Rabb).” (An Nahl: 120). Dalam ayat ini, Alloh memuji nabi Ibrohim dengan menyebutkan empat sifat, yang apabila keempat sifat ini ada pada diri seorang insan, maka ia berhak mendapatkan balasan yang tertinggi, yaitu masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.

Mencontoh Para Nabi Dalam Bertauhid

Di dalam Al Qur’an Alloh memberikan uswah (teladan) kepada kita pada dua sosok manusia yaitu Nabi Ibrohim dan Nabi Muhammad ‘alaihimashsholaatu was salaam. Alloh berfirman, “Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrohim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Alloh, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Alloh saja’.” (Al Mumtahanah: 4)

Perhatikanlah, Ibrohim ‘alaihis salam menjadi teladan dengan memurnikan tauhid dengan cara berlepas diri dari kesyirikan. Dalam ayat selanjutnya, Alloh berfirman, “Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrohim dan umatnya) ada teladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Alloh dan (keselamatan pada) hari kemudian.” (QS. Al Mumtahanah: 6). Tidak diragukan lagi, balasan yang paling besar dan keselamatan yang dimaksud adalah masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab. Itulah keselamatan yang hakiki yang dinanti oleh setiap jiwa yang pasti akan merasakan mati.

Alloh juga berfirman tentang Nabi kita Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Alloh.” (Al Ahzab: 21). Nabi Muhammad adalah orang yang paling paham tentang tauhid, maka orang yang hendak mempraktekkan tauhid dalam dirinya harus mencontoh ajaran beliau. Ya Alloh, masukkanlah kami dalam golongan orang yang mengharap rahmat-Mu dan banyak menyebut-Mu.

Patuh Terhadap Perintah Alloh

Nabi Ibrohim adalah seorang yang sangat patuh kepada Alloh, teguh dalam ketaatannya dan senantiasa berada dalam ketundukannya, apapun keadaannya. Buktinya ketika beliau diuji dengan perintah untuk menyembelih putra kesayangannya, beliau pun tetap patuh melaksanakannya (Qoulul Mufid karya Syaikh Al Utsaimin). Begitu juga keturunannya, pemimpin para Nabi, Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam, hamba Alloh yang paling taat. Alloh berfirman, “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabbnya?” (Az Zumar: 9)

Keluar dari Kegelapan Syirik Menuju Cahaya Tauhid

Ibnul Qoyyim mengatakan, “Hanif adalah menujukan ibadah hanya kepada Alloh (tauhid) dan berpaling dari peribadatan kepada selain-Nya (syirik).” (Fathul Majid). Inilah sifat orang yang akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab, yakni betul-betul menjaga kemurnian tauhidnya dengan berpaling sejauh-jauhnya dari kesyirikan dengan segala macam pernak-perniknya. Mujahid berkata, “Nabi Ibrohim adalah seorang imam walaupun beliau beriman seorang diri di tengah kaumnya yang kafir.” (Tafsir Ibnu Katsir, An Nahl: 120). Maksudnya beliau adalah sosok yang selamat dari kesyirikan baik dalam perkataan, perbuatan, maupun keyakinan.” (Al Jadid karya syaikh Al Qor’awi). Maka untuk memurnikan tauhid, kita harus berpaling dari syirik dan pelakunya.

Tawakkal Kepada Alloh, Itu Kuncinya

Mari kita simak sabda Nabi yang paling kita cintai dan sangat mencintai umatnya, Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam tentang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab. Beliau bersabda, “Beberapa umat ditampakkan kepadaku, lalu kulihat seorang nabi bersama beberapa orang, ada seorang nabi bersama satu atau dua orang, dan ada seorang nabi yang tidak disertai siapapun. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku satu golongan dalam jumlah yang amat banyak, sehingga aku mengira mereka adalah umatku. Maka ada yang memberitahukan kepadaku, ‘Ini adalah Musa dan kaumnya.’ Aku melihat lagi, ternyata di sana ada jumlah yang lebih banyak lagi. Ada yang memberitahukan kepadaku, ‘Itulah umatmu, tujuh puluh ribu orang di antara mereka masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’ Kemudian beliau bangkit dan masuk rumah. Maka orang-orang berkumpul bersama orang-orang yang sudah berkumpul. Sebagian mereka mengatakan, ‘Barangkali mereka adalah para sahabat Rosululloh shalAllohu ‘alaihi wa sallam.’ Sebagian yang lain mengatakan, ‘Boleh jadi mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak menyekutukan sesuatu pun beserta Alloh.’ Mereka pun mengatakan banyak hal. Lalu Rosululloh shalAllohu ‘alaihi wa sallam keluar menemui mereka dan mereka memberitahukan kepada beliau. Maka beliau bersabda, ‘Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta untuk (berobat dengan cara) disundut dengan api, dan tidak melakukan tathayyur, serta mereka bertawakal kepada Alloh.’ Lalu ‘Ukkasyah bin Mihshon berdiri dan berkata, ‘Berdo’alah kepada Alloh agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka.’ Beliau bersabda, ‘Engkau termasuk golongan mereka.’ Kemudian ada orang lain berdiri dan berkata, ‘Berdo’alah kepada Alloh agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka.’ Beliau bersabda, ‘Engkau sudah didahului ‘Ukasyah.’” (HR. Al Bukhori dan Muslim)

Di antara pelajaran paling berharga yang bisa dipetik dari hadits ini adalah bahwa tidak meminta ruqyah, tidak berobat dengan cara disundut dengan besi panas (kayy), dan tidak menganggap akan mengalami kesialan setelah mendengar atau melihat sesuatu (tathoyyur) merupakan wujud dan realisasi dari tawakkal kepada Alloh. Karena itulah Rosululloh menganjurkan kepada umatnya agar tidak melakukan ketiga hal tersebut, karena pengaruh ruqyah dan kayy yang sangat kuat sehingga dikhawatirkan seorang hamba menggantungkan harapan kesembuhannya kepada cara pengobatan tersebut dan bukannya bersandar kepada Alloh. Khusus untuk tathoyyur maka hukumnya tidak diperbolehkan. Kesimpulannya, keadaan orang yang akan masuk surga sangat tergantung dari kadar tawakkal setiap orang, semakin tinggi tingkat tawakkalnya semakin tinggi pula tingkat kesempurnaan tauhidnya. Allohlah tempat kita bersandar dan menyerahkan urusan. Wallohu a’lam.

 

;