8 Hal yang Membatalkan Puasa

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa syarat berpuasa yaitu menghindarkan diri dari segala hal yang membatalkan puasa. Jika Anda melanggar salah satu hal yang membatalkan tersebut, maka puasanya tidak sah alias batal. Jika itu puasa wajib, maka harus menggantinya pada lain hari dan semacamnya.

Sudah seharusnya semua umat muslim mengetahui berbagai hal yang dapat membatalkan puasa supaya dapat menahan diri. Meskipun tampaknya sepele, namun beberepa hal tersebut ada yang mengadung konsekuensi tersendiri.

7 Hal yang Membatalkan Puasa

1. Muntah dengan sengaja

Muntah secara disengaja juga dapat membatalkan puasa. Misalnya, Anda merasa tidak enak perut lalu berusaha memuntahkannya. Lain halnya jika Anda muntah tanpa disengaja seperti halnya karena mabuk kendaraan. Namun, dengan catatan bahwa tidak ada muntahan yang tertelan kembali dan jika tertelan, tentu puasanya batal.

2. Memasukkan obat atau barang lainnya ke dalam salah satu lubang dua yaitu qubul dan dubur

Misalnya, seseorang yang terkena ambeien diobati dengan cara memasukkan obat ke dalam lubang dubur saat puasa, maka puasanya batal. Tak hanya obat, namun juga barang lainnya seperti air.

3. Haid dan nifas

Selain batal puasanya, orang yang haid ataupun nifas juga harus mengqadla puasanya selama meninggalkan pada lain waktu.

4. Keluar air mani

Begitu pula dengan keluar air mani karena suatu hal seperti bersentuhan kulit lawan jenis atau semacamnya maka batal puasanya. Kecuali jika keluar mani karena mimpi basah atau ihtilam.

5. Berhubungan seksual

Berhubungan seksual juga termasuk hal yang membatalkan puasa. Selain batal, Anda juga harus menanggung konsekuensi yaitu membayar denda berupa puasa selama dua bulan secara berturut-turut. Jika tidak bisa, maka harus menggantinya dengan memberi makan 60 orang kafir miskin sebanyak 6 mud atau sekitar ¾ kilogram makanan pokok.

6. Gila

Junun, gila, atau kehilangan akal bisa membatalkan puasa, dengan catatan terjadi sejak terbitnya matahari.

7. Murtad

Terakhir, hal yang membatalkan puasa adalah murtad atau keluar dari agama islam. Artinya jika seseorang sedang puasa dan ternyata mengingkari keesaan Allah karena berbagai hal, maka puasanya batal.

Alangkah baiknya kita selalu hati-hati selama menjalankan ibadah puasa. Jika Anda melakukan salah satu diantara kedepan perkara di atas, maka puasa Anda tidak sah.

 

Rukun Puasa

Rukun puasa yaitu suatu perkara yang harus dilakukan saat menjalankan puasa agar ibadah puasanya tersebut sah. Artinya, jika Anda meninggalkan atau melanggar salah satu hal tersebut, maka puasa Anda batal. Jika itu puasa wajib, maka harus membayar qadla’, denda atau semacamnya sebagai pengganti.

Itu artinya Anda harus mengetahui semua rukun-rukunnya, khususnya bagi yang sudah baligh hingga dewasa. Sebab sangkut pautnya terkait dengan keabsahan puasa. Tak hanya itu Anda juga harus melakukannya beberapa rukun puasa baik itu yang sifatnya wajib maupun sunnah.

2 Rukun Puasa yang Harus Anda Ketahui

Hanya ada dua rukun dalam menjalankan ibadah puasa. Hal itu membuat puasa menjadi amal ibadah yang tampak mudah serta sederhana, terlebih jika dibandingkan dengan sholat dan haji. Namun, hakekatnya sama saja mengingat jika semuanya ingin mendapat ridho Allah swt. Berikut adalah rukun-rukunnya.

  1. Niat

Niat menjadi rukun setiap amal ibadah termasuk puasa. Niat sebenarnya tidak harus diucapkan secara lisan, sebab yang terpenting adalah kehendak dalam hati seseorang. Sedangkan melafalkan niat bertujuan untuk mengingatkan serta memantapkan hati saja.

Dalam konteks puasa wajib seperti halnya Ramadhan, niat harus diungkapkan dalam hati serta harus dilakukan pada malam harinya dan menjelaskan hukumnya yaitu fardlu. Jika Anda baru berniat puasa wajib setelah terbit fajar, maka puasanya tidak sah.

Lain halnya dengan puasa sunnah tidak mengharuskan niat pada malamnya serta menjelaskan hukumnya sudah diperbolehkan. Bahkan sampai setelah shubuh pun masih boleh berniat puasa sunnah dengan catatan belum makan, minum, dan maupun melakukan hal-hal yang membatalkan puasa lainnya.

  1. Menghindarkan diri dari segala hal yang membatalkan puasa

Rukun puasa yang kedua yaitu menghindarkan diri dari segala hal yang membatalkan puasa mulai dari memasukkan sesuatu ke dalam lubang tertentu hingga sampai pada organ dalam hingga berhubungan seksual secara disengaja. Apabila Anda melanggar salah satu diantaranya maka puasanya batal.

Dengan mengetahui rukun-rukun puasa di atas setidaknya Anda bisa lebih maksimal dalam menjalankan ibadah puasa. Seolah memang mudah dilakukan, namun prakteknya belum tentu semudah bayangan kita, terlebih jika niatnya karena Allah Ta’ala semata. Belum lagi banyak godaan di sekitar Anda yang sering mengganggu ibadah puasa.

 

Hadits Mengenai Puasa

Bulan Ramadhan bagi kaum muslimin merupakan bulan yang penuh dengan barakah, dimana pada bulan ini ada terdapat segala kebaikan yang banyak terdapat di dalamnya. Ada banyak ayat-ayat Al-quran yang tegas dan hadits puasa yang menjelaskan dan memberikan anjuran untuk melaksanakan puasa sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Beberapa Ayat dan Hadits Puasa

1. Puasa merupakan Jalan Meraih Takwa

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan pada orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).

Dalam ayat ini Allah Ta’ala menyebutkan mengenai hikmah disyariatkan puasa yaitu agar kita bertakwa. Karena di dalam puasa, kita mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Hal yang meliputi takwa dalam puasa yaitu seorang muslim meninggalkan apa saja yang Allah haramkan saat itu, yaitu makan, minum, hubungan intim dengan pasangan, dan yang lainnya. Padahal jiwa begitu terdorong ingin menikmatinya. Namun, semua itu ditinggalkan karena ingin mendekatkan diri kepada Allah dan mengharap pahala dari-Nya. Itu yang disebut takwa.

Begitu juga orang yang berpuasa melatih dirinya untuk berusaha semakin dekat pada Allah. Ia mengekang segala hawa nafsunya padahal bisa saja ia menikmati berbagai macam kenikmatan tersebut. Ia tinggal semua hal tersebut karena ia tahu bahwa Allah selalu ada untuk mengawasi.

Puasa semakin mengekang jalannya setan dalam saluran darah. Karena, setan itu memasuki manusia pada saluran darahnya. Saat puasa, saluran setan itu menyempit dan maksiatnya pun akan berkurang.

Orang yang berpuasa pun akan semakin giat untuk melakukan ketaatan, itu adalah hal umum yang terjadi. Ketaatan itu adalah termasuk takwa. Begitu juga saat puasa, orang yang kaya akan merasakan lapar juga sebagaimana yang dirasakan oleh fakir miskin. Hal ini juga merupakan bagian dari takwa.

2. Puasa adalah Penghalang Siksa Neraka

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ

”Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka.”[2]

Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا

“Barangsiapa melakukan puasa satu hari di jalan Allah (dalam melakukan ketaatan pada Allah), maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun.” (HR. Bukhari no. 2840)

3. Puasa akan Memberikan Manfaat bagi Orang yang Menjalankannya

Hadits puasa yang ketiga, Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

”Puasa dan Al Qur’an itu akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak. Puasa akan berkata, ’Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafa’at kepadanya’. Dan Al Qur’an pula berkata, ’Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya.’ Beliau bersabda, ’Maka syafa’at keduanya diperkenankan.’“

4. Orang yang Bepuasa akan Mendapat Pengampunan Dosa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni”.

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ

“Keluarga, harta, dan anak dapat menjerumuskan seseorang dalam maksiat (fitnah). Namun fitnah itu akan terhapus dengan shalat, shaum, shadaqah, amar ma’ruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran).”

5. Puasa adalah Penahan Syahwat

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.”

Imam Namawi rahimahullah berkata bahwa puasa juga dapat mengekang syahwat dan mengekang kejelekan mani, sebagaimana seperti orang yang sedang dikebiri

6. Pintu Surga Ar-Rayyan bagi Orang yang Berpuasa

Dari Sahl bin Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

“Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “ar rayyan”. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa?” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.“

Dalam riwayat Bukhari dari Sahl bin Sa’ad juga disebutkan,

فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ

“Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.“

7. Orang yang Berpuasa Memiliki Waktu Mustajab Terkabulnya Doa

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”.

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang yang berpuasa ketika itu.” Kata Imam Nawawi, “Disunnahkan orang yang berpuasa berdoa saat berpuasa dalam urusan akhirat dan dunianya, juga doa yang ia sukai, begitu pula doa kebaikan untuk kaum muslimin.”

 

;